bakabar.com, BANJARMASIN – Menjelang Pemilu 2019 yang tersisa cuma 9 hari, harga elpiji 3 kilogram kembali diributkan masyarakat Banjarmasin.
Persoalannya klise, lantaran melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan yakni, Rp 17,500. Itu terbukti dipasaran harga mencapai Rp33 ribu hingga Rp35 ribub per tabung.
Menurut pengakuan Heni warga Jalan Gatot Subroto Banjarmasin soal harga gas elpiji 3 kg Rp 35 ribu ia bila beli di kios."Saya beli di kios dengan harga Rp35 ribu. meski mahal kami terpaksa beli,” ucap Heni yang merupakan staf KPU Kalsel ini.
Mengenai soal tersebut, belum ada tindakan serius yang dilakukan Pemerintah Kota Banjarmasin maupun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Banjarmasin.
Baca Juga: Pasca Longsor di Pumpung, Ini Langkah yang Akan Diambil
Menurut pengakuan Asisten ll bidang ekonomi Pemko Banjarmasin, Doyo Pudjadi, kejadian harga gas tabung melon melambung tinggi itu karena maraknya penjualan di kios-kios yang memainkan harga itu.
Akibatnya, gas di pangkalan cepat kosong. Padahal hanya pangkalan dan agen yang berhak menjual gas tersebut, bukan pada kios atau warung.
“Kios yang membeli dari pangkalan, itu kemudian menjual lagi ke kios lainnya sehingga harga yang sampai ke masyarakat sangat jauh dari harga Het nya. Karena stok dipangkalan sudah diborong oleh pengecer atau kios. Itu masalah yang saya kira harus ditindak secepatnya dengan melakukan pembicaraan kepada agen dan pangkalan,” bebernya.
Makanya dalam waktu dekat, Doyo menyatakan akan segera berdiskusi mengajak sekitar 500 pangkalan dan 11 agen yang kemudian membuat MoU tentang menjual gas melon hanya peruntukannya, agar tepat sasaran.
Baca Juga: TKD Pastikan Paman Birin Alih Dukungan ke 02 Hoaks..!!
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif