bakabar.com, JAKARTA - Layaknya roda kehidupan yang tidak selalu di atas, PT Solo Manufaktur Kreasi atau dikenal dengan nama Esemka juga pernah berada di titik terbawah.
Dalam sepak terjangnya di industri otomotif, Esemka pernah beberapa kali terkena kontroversi sebelum akhirnya kembali bangkit dan bakal tampil di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023.
Berikut catatan kontroversi Esemka pada beberapa tahun silam.
Program Vokasi SMK
Esemka pernah terendus melalui program vokasi sekolah melibatkan 4 SMK di Jawa Tengah dan 1 SMK di Jawa Timur sebagai perintisnya.
SMK tersebut diri dari SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMK Muhammadiyah 2 Borobudur Magelang, dan SMKN 1 Singosari Malang.
Baca Juga: Bima 1.3 L Sampai Borneo, Daftar Mobil Esemka dengan Harga Terjangkau
Program ini di bawah kendali Direktorat Pembinaan SMK bidang otomotif, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pada 2008, Esemka mulai mengembangkan purwarupa SUV Rajawali dan selang dua tahun mulai mendirikan PT SMK. Kemudian muncul kendaraan Rajawali R2 dan Esemka Bima.
Pada peluncuran Esemka dihadiri oleh Joko Widodo (Jokowi) selaku Walikota Solo pada 2012 silam. Pamor Esemka mulai Naik ketika Jokowi menggunakan Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas.
Baca Juga: Esemka Disebut Rebadge, Pengamat: Bikin Mobil Nasional Butuh Proses Belajar
Pesanan Membeludak
Jokowi mengklaim produsen mobil Esemka telah menerima lebih dari enam ribu pesanan.
Padahal, perusahaan tersebut baru bisa memproduksi terbatas 300-400 unit.
Pejabat negara seperti mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo serta mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.
Baca kontroversi lengapnya di halaman selanjutnya...
Pikap Bima Mobil Perdana Esemka
Esemka kemudian melakoni debut di Indonesia melalui pikap Bima yang dijual Rp100 jutaan.
Mobil ini pertama diperkenalkan bareng peresmian pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, September 2019.
Saat itu Esemka hanya menyediakan jenis kendaraan komersial ringan. Terdapat dua pilihan mesin untuk Bima, yakni 1.200 cc dan 1.300 cc.
Diproduksi di Pabrik Senilai Rp600 Miliar
Bima dirakit di fasilitas produksi seluas 12.500 meter persegi dan dibangun di atas lahan 115 ribu meter persegi.
Di pabrik tersebut terdapat proses produksi seperti perakitan kendaraan, pengecatan sampai pengetesan.
Baca Juga: Fix! Esemka Ikut Pameran IIMS 2023, Berdampingan dengan Jeep dan Suzuki
Nilai investasi yang digelontorkan untuk pabrik tersebut sebesar Rp600 miliar.
Kapasitas produksi pabrik mencapai 18 ribu unit per tahun, itu berarti 1.500 unit per bulan atau sekitar 50 unit per hari.
Bima Terjual 300-an Unit Sejak 2019
Esemka Bima diklaim terjual sebanyak 300 unit, dan konsumennya kebanyakan dari kalangan pemerintah seperti Kementerian Pertahanan hingga TNI Angkatan Udara.
Diduga Mobil Rebadge Asal China...
baca lengkapnya di halaman selanjutnya
Diduga Mobil Rebadge Asal China
Bima diduga merupakan mobil China bernama Changan Star Truck.
Esemka disebut-sebut hanya me-rebadge produk pikap yang sudah dipasarkan di China.
Namun begitu, pemerintah klaim Bima berbeda dengan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60 persen.
Tidak Lulus Uji Emisi
Kementerian Perhubungan menyatakan mobil Esemka Rajawali 2, tidak lulus uji emisi yang dilaksanakan 27 Februari 2012.
Berdasarkan Surat Keputusan AJ.402/17/6/DJPD/2012 Esemka harus memperbaiki unitnya dan diminta pengujian ulang.
Baca Juga: Menyibak Mobil Listrik MG yang Bakal Mejeng di IIMS 2023
Setelah dua kali dinyatakan gagal, Esemka akhirnya dinyatakan lulus uji emisi oleh Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) BPPT Serpong pada Agustus 2012 setelah memperbaiki mesin dan program 'diet' sehingga bobot dari 2,4 ton menjadi 1,2 - 1,4 ton.
Influencer Tak Dapat Jatah
Influencer otomotif Fitra Eri sempat mengurungkan niatnya untuk memiliki Esemka.
Pasalnya, perusahaan menunda produksi Esemka di pabriknya di Boyolali, Jawa Tengah.
Baca Juga: Daftar Harga Mobil Bekas LCGC Rp100 Jutaan, Cocok Buat Ngampus
Mobil listrik Esemka
Esemka dikabarkan bakal tampil di IIMS 2023 yang akan digelar pada 16-26 Februari.
Kehadirannya sekaligus mengumumkan langkah strategis perusahaan ke depan dengan logo barunya.
Tak hanya itu, Esemka disebut bakal menampilkan mobil listrik yang diduga hasil rebadge Neta V dari Hozon Auto, perusahaan otomotif asal China.
Itu dia rangkaian catatan kontroversi Esemka pada beberapa tahun belakang sebelum akhirnya bangkit dan siap mencuri perhatian di IIMS 2023 mendatang.