Mobil Esemka

Esemka Disebut Rebadge, Pengamat: Bikin Mobil Nasional Butuh Proses Belajar

Pengamat otomotif, Bebin Djuana menilai Esemka yang disinyalir menghadirkan mobil hasil rebadge dari pabrikan asal China, adalah bagian dari proses belajar.

Featured-Image
Pengamat otomotif, Bebin Djuana menilai Esemka yang disinyalir menghadirkan mobil hasil rebadge dari pabrikan asal China, adalah bagian dari proses belajar. Foto: Esemka

bakabar.com, JAKARTA - Pengamat otomotif, Bebin Djuana menilai produsen kendaraan Esemka yang disinyalir menghadirkan mobil hasil rebadge dari pabrikan asal China, adalah bagian dari proses belajar sehingga diakui sebagai mobil nasional.

Menurutnya, jauh sebelum Esemka rebadge, sejumlah produsen otomotif di dunia sudah banyak sekali yang melakukannya seperti Nissan yang me-rebadge Mitsubishi dengan Xpander dan minibus Suzuki dengan Mitsubishi T120SS serta Toyota dengan Daihatsu.

"Sekarang kita lihat Esemka terkesan hanya rebadge, padahal ini bisa saja bagian dari proses belajar. Kalau kita mau memproduksi mobil nasional, mobil sendiri, yang diakui itu proses belajarnya butuh waktu karena komponen-komponen (kendaraan) banyak sekali," kata Bebin saat dihubungi bakabar.com, Kamis (9/2).

Baca Juga: Fix! Esemka Ikut Pameran IIMS 2023, Berdampingan dengan Jeep dan Suzuki

Lebih lanjut, menurut pria berkacamata ini, para produsen otomotif dunia juga membeli komponen dari para pembuat produk yang spesialis merancang part kendaraan seperti transmisi, AC dan lain-lain.

"Merek di luar sana banyak membeli komponen dari (produsen) spesialis-spesialisnya. Membeli transmisi dari Aisin atau yang lain, beli AC yang satu ke Denso, karena pabrik mobil tidak akan membikin sendiri, tidak mencapai skala ekonomis dan tidak efisien," jelasnya.

"Jadi saya melihat kita punya semangat untuk membuat mobil sendiri. Sekarang Esemka saya lihat masih mempelajarinya dengan mencontoh misal merek tertentu. Setelah itu baru bisa diketahui mau beli atau produksi sendiri," sambungnya.

Baca Juga: Ketahui Jenis dan Harga Konversi Motor Bensin ke Listrik

Mobil Listrik Esemka

Bebin yang sudah malang-melintang di perusahaan otomotif Tanah Air pun melihat peluang untuk Esemka melakukan lompatan ke kendaraan bertenaga listrik, karena kendala terkait komponen-komponen yang harus disiapkan pada kendaraan konvensional.

"(Mobil lstrik) itu lebih logis untuk dibuat sendiri dibandingkan yang tradisional. Karena sebuah kendaraan baterainya, motor listriknya sudah di tangan sendiri. Nah baterai itu kan nanti di produksi di daerah Batang, Jawa Tengah dua tahun lagi. Itu sudah satu langkah kan," tegasnya.

Bebin menambahkan, jika balik memproduksi mobil konvensional itu butuh persiapan RnD (riset and development) yang mendalam. Ia mencontohkan seperti membuat injektor saja memerlukan biaya yang besar, belum fuel pump dan lain sebagainya.

"Jadi belajar aja dulu kemudian dipilah-pilah mana yang mampu dan mana yang harus dipelajari serta mana yang menjdai cita-cita," imbuhnya.

Baca Juga: Motor Listrik Yadea Hadir di IIMS 2023, Siap Jangkau Pasar Kalimantan

"Artinya sumber daya memang belum ada nih, misal ada putra bangsa yang balik ke indonesia yang bisa mengembangkan mobil nasional, hanya saja semangatnya yang harus dijaga dan jaga momentum kesempatannya." pungkasnya.

Sebelumnya, Esemka sempat mengejutkan dengan mengikuti ajang Indonesia International Motor Sho (IIMS) 2023 pada 16-26 Februari di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Setelah cukup lama tidak ada kabar, merek kendaraan lokal asal Boyolali, Jawa Tengah itu dipastikan berpartisipasi di pameran otomotif tahunan tersebut.

Belakangan bahkan muncul foto-foto yang diduga bakal menjadi calon mobil listrik Esemka, yaitu Neta V dan Neta U yang merupakan produk pabrikan asal China, Hozon Auto.

Editor
Komentar
Banner
Banner