bakabar.com, BARABAI – Penetapan pasangan calon pemenang pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati HST tinggal beberapa hari lagi.
Pada pertengahan Januari 2021 ini, KPU dijadwalkan segera menetapkan paslon Aulia Oktafiandi-Mansyah Sabri (AMAN) sebagai pemenang Pilkada HST 2020.
Penetapan itu tentu harus berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Jika tidak ada permohonan perselisihan hasil pemilihan, paling lama 5 hari setelah MK secara resmi memberitahukan permohonan yang teregisterasi dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi (BRPK) kepada KPU.
Langkah ini diambil sebagai dasar bahwa tidak terjadi perselisihan hasil pemilihan Pilkada Serentak 2020.
Komisioner Bidang Hukum KPU HST, Murjani menyebutkan pihaknya masih menunggu BRPK itu.
"Buku ini serentak dikeluarkan untuk daerah yang menggelar Pilkada. Kemungkinan antara tanggal 12-15 Januari," kata Murjani dihubungi bakabar.com, Senin (4/1).
Setelah itu, buku itu akan disampaikan ke DPRD dan pemerintah kabupaten setempat.
Dalam waktu tiga hari, DPRD HST bisa menggelar rapat paripurna untuk menetapkan dan mengusulkannya ke Gubernur Kalsel.
Sejauh ini, hasil rekapitulasi pemilihan bupati dan wakil bupati HST yang ditetapkan KPU belum ada gugatan ke MK terhadap paslon lain.
“Hanya ada gugatan dari Paslon Gubernur Kalsel Denny-Difri. Saat ini kami membantu KPU Kalsel. Kebetulan focus yang digugat salah satunya di HST. Jadi kami menyiapkan dokumen alat bukti," tutup Murjani.
Lantas, seperti apa kiprah Aulia dan Mansyah selama ini?
H Aulia Oktafiandi yang lahir di Banjarmasin 24 Oktober 1984 silam ini adalah putra Bupati HST dua periode 2000-2010, H Syaiful Rasyid.
Jika dilantik nanti, putra kedua Syaiful dan istrinya Hj Khairunisa ini akan tercatat sebagai bupati termuda sepanjang sejarah di HST.
Riwayat pendidikan Aulia terbilang mentereng. Dia tercatat sebagai alumni SD Ulu Banteng 2 Marabahan, SLTP Negeri 7 Banjarmasin, dan SMU Negeri 4 Bandung.
Untuk S-1, Aulia menyelesaikan studi di Teknik Elektro Universitas Maranatha, Bandung.
Kemudian, dia menyelesaikannya studi S2 di University of Melbourne Australia hingga mendapat gelar Master of Applied Commerce (MAppCom).
Pengalamannya bisa dibilang mumpuni. Aulia tercatat pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro Maranatha pada 2005 hingga 2006. Pernah juga menjadi mentor Melbourne Graduate Peer Program pada 2008 hingga 2009.
Sejak 2018 hingga sekarang dia menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPP Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA).
Lain lagi dengan pekerjaannya. Aulia pernah menjabat sebagai Research Officer PT Finansial Bisnis Indonesia pada 2007.
Pada 2010, dia pernah menjadi Go-To-Market Analyst PT LG Electronics Indonesia. Kemudian pada 2011-2012 ia menjadi management trainee PT Bank Rabobank International Indonesia.
Aulia juga tercatat pernah menduduki jabatan sebagai anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan pada 2014 – 2015.
Dilanjutkan menjadi tenaga ahli anggota DPR RI A-384 pada 2016 hingga 2019. Hingga sekarang ia menjadi tenaga ahli anggota DPR RI A-125.
Aulia pun bukan orang baru dalam dunia politik.
Pada periode sebelumnya, ia juga mencalonkan diri sebagai calon Wakil Bupati HST yang berpasangan dengan Harun Nurasyid (mendiang).
Namun, saat itu dia kalah dengan pasangan Abdul Latif-Chairansyah.
Pun demikian dengan pasangannya, Mansyah Sabri. Pria kelahiran 21 Mei 1952 ini juga bukan orang baru di dunia politik.
Tercatat, Mansyah pernah menjadi anggota Partai Golkar pada 1977 hingga 1998. Kemudian pada 2018 hingga sekarang ia menjadi Wakil Dewan Penasehat DPW Partai Gerindra Kalimantan Selatan.
Dia juga pernah menduduki kursi DPRD Banjarmasin dari 1987 hingga 1997. Dilanjutkan menjadi anggota DPRD Kalsel pada 2009 hingga 2014.
Mansyah Sabri merupakan ASN di lingkungan Pemkot Banjarmasin sejak 1981 hingga 2004 silam. Sejalan dengan organisasi yang diikutinya yakni, anggota KORPRI.
Pada 2003, Mansyah mendapat penghargaan Satya Lencana Satya Karya 20 Tahun dari Presiden RI, Megawati Soekarno Putri.
Mengenai pendidikannya, Mansyah tercatat sebagai alumni SDN Murung B Hantakan, PGAP, PGAA dan STIA Bina Banua.
Paslon Pilbup HST jalur perorangan ini bisa dikatakan superior. Sebab sejak awal tahapan Pilkada 2020 dia mampu mengait hati masyarakat Bumi Murakata.
Pasangan ini lolos menjadi pasangan calon bupati dan wakil bupati HST dari seleksi jalur perorangan tanpa perbaikan dukungan melalui KTP dari 2 paslon lainnya, Fakih-Yazid dan Tamzil-Ilham.
Aulia-Mansyah dinyatakan bisa maju melalui jalur independen setelah total dukungan KTP yang berhasil diraihnya memenuhi syarat. Atau melebihi 10 persen dari DPT HST yang terdata sebanyak 19.010.
Dari 22.800 dukungan KTP yang disodorkan untuk diverifikasi, sebanyak 19.814 KTP yang memenuhi syarat. Angka ini melebihi ketentuan 10 persen dari DPT atau surplus 804 dukungan KTP.
Sementara dari hasil pemilihan pada 9 Desember 2020 lalu, Aulia-Mansyah juga menyedot lebih banyak suara daripada 4 paslon lainnya.
Total hasil rekapitulasi pada pleno yang digelar KPU, paslon nomor urut 3 ini memperoleh 61.809 suara.
Aulia-Mansyah mengalahkan paslon jalur partai dengan nomor urut 4, Saban-Abdillah yang meraih 38.312 suara.
Pada posisi selanjutnya, pasangan independen nomor urut 1, Fakih-Yazid yang meraih suara 24.220. Disusul pasangan jalur partai nomor urut 5, Berry-Pahrijani yang hanya meraih 11.845 suara.
Di urutan terakhir, ada pasangan jalur independen nomor urut 2 yaitu pasangan Tamzil-Ilham yang hanya mampu meraih 6.346 suara.