News

Mengenal Liz Truss, PM Baru Inggris Pengganti Boris Johnson

apahabar.com, BANJARMASIN – Kabar terpilihnya Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris menggantikan Boris Johnson menjadi pencarian…

Featured-Image
Kabar terpilihnya Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris menggantikan Boris Johnson menjadi pencarian terbanyak. Dari pantauan, kabar wanita berusia 47 tahun itu menjadi perdana menteri Inggris juga menjajaki trending topik di Google. Foto-Net

bakabar.com, BANJARMASIN – Kabar terpilihnya Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris menggantikan Boris Johnson menjadi pencarian terbanyak. Dari pantauan, kabar wanita berusia 47 tahun itu menjadi perdana menteri Inggris juga menjajaki trending topik di Google.

Dilansir BBC, Truss mengalahkan pesaingnya eks Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dalam pemungutan suara para anggota parlemen Partai Konservatif (Tory). Dia memperoleh 81 81.326 suara dan Rishi Sunak 60.399 suara.

Untuk mengenal sosok wanita yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris ini, berikut profil dan sepak terjang Liz Truss yang dilansir bakabar.com dari berbagai sumber.

Baca di halaman selanjutnya

Kehidupan masa muda

Wanita dengan nama asli Mary Elizabeth Truss lahir di Oxford pada tahun 1975. Sang ayah berprofesi sebagai profesor matematika dan ibunya seorang perawat yang mana disebut sebagai orang-orang berpaham “kiri”.

Semasa kecilnya, sang ibu ikut serta dalam pawai Campaign for Nuclear Disarmament, organisasi yang keras menentang keputusan pemerintah Thatcher untuk memberi izin pemasangan hulu ledak nuklir AS di RAF Greenham Common, wilayah barat kota London.

Saat Liz Truss berusia 4 tahun, keluarga Truss pindah ke Paisley, tepat di sebelah barat Glasgow.

Adik laki-laki Truss dalam acara Profile di BBC Radio 4, mengatakan keluarganya senang bermain permainan papan, namun Truss muda benci kekalahan dan sering kabur daripada mengambil risiko tidak menang.

Keluarga Truss lalu pindah ke Leeds, tempat Liz Truss bersekolah di Roundhay, sekolah menengah negeri. Ia bercerita tentang melihat “anak-anak yang gagal dan dikecewakan oleh ekspektasi yang rendah” selama waktunya di sana.

Sementara beberapa mantan siswa seangkatan Truss di Roundhay membantah ceritanya tentang sekolah tersebut. Jurnalis Guardian Martin Pengelly menyebut bahwa Truss hanya menceritakan pengelaman pribadi yang ia rasakan saat bersekolah, hingga ia dengan santainya menjelek-jelekkan sekolah dan para guru sekedar untuk keuntung politik.

Truss berhasil masuk Universitas Oxford. Di universitas itu dia belajar filsafat, politik, dan ekonomi serta aktif dalam politik mahasiswa, awalnya untuk Partai Demokrat Liberal.

Pada konferensi partai tahun 1994, ia berbicara mendukung penghapusan monarki.

“Kami Demokrat Liberal percaya pada kesempatan untuk semua. Kami tidak percaya ada orang yang dilahirkan untuk memerintah,” ujarnya kepada para delegasi di Brighton.

Baca di halaman selanjutnya

Sepak terjang di partai Konservatif

Di Oxford, Liz Truss pindah ke partai Konservatif. Setelah lulus, ia bekerja sebagai akuntan untuk Shell, dan Cable &Wireless. Ia pun menikah dengan sesama akuntan Hugh O’Leary pada tahun 2000 dan dikarunia dua orang anak.

Liz Truss mencalonkan diri sebagai kandidat Tory untuk Hemsworth, Yorkshire Barat, dalam pemilihan umum 2001, tetapi kalah. Truss menderita kekalahan lain di Calder Valley, juga di West Yorkshire, pada tahun 2005.

Semua kekalahan itu tidak menyurutkan ambisi politiknya. Ia akhirnya terpilih sebagai anggota dewan di Greenwich, London tenggara, pada tahun 2006 hingga 2008 juga bekerja untuk lembaga kajian berpaham kanan-tengah Reform.

Pemimpin partai Konservatif David Cameron menempatkan Truss pada “daftar-A” kandidat prioritas untuk pemilihan 2010 dan ia dipilih untuk mencalonkan diri untuk South West Norfolk, posisi yang disebut sebagai “kursi aman”.

Ia pun segera menghadapi ancaman de-seleksi oleh asosiasi konstituen Tory, setelah terungkap bahwa ia pernah berselingkuh dengan Anggota Parlemen Tory Mark Field beberapa tahun sebelumnya.

Upaya untuk menggulingkannya gagal dan Truss kemudian memenangkan kursi dengan lebih dari 13.000 suara. Ia turut menulis sebuah buku Britannia Unchained dengan empat anggota parlemen Konservatif lainnya yang terpilih pada tahun 2010.

Buku tersebut merekomendasikan pelonggaran regulasi demi mengangkat posisi Inggris di panggung dunia, pendapat yang menandai Truss sebagai pendukung terkemuka kebijakan pasar bebas di jajaran Tory.

Dalam debat kepemimpinan yang diselenggarakan oleh BBC, ia dicecar terkait sebuah komentar di buku Britannia Unchained, yang menjabarkan pekerja Inggris sebagai “di antara yang termalas di dunia”.

Ia berkukuh tidak pernah menulisnya. Pada 2012, lebih dari dua tahun setelah menjadi anggota parlemen, ia bergabung dengan pemerintahan sebagai menteri pendidikan dan pada tahun 2014 dipromosikan menjadi sekretaris negara untuk urusan lingkungan.

Biodata atau profil Liz Truss

Usia: 47 tahun
Tempat lahir: Oxford
Rumah: London dan Norfolk
Pendidikan: Roundhay School di Leeds, Universitas Oxford
Keluarga: Menikah dengan akuntan Hugh O’Leary, memiliki dua putri remaja
Konstituensi parlementer: Norfolk Barat Daya



Komentar
Banner
Banner