Relationship

Kenali Gaslighting, Pelecehan Emosional dalam Hubungan

Merasa dimanipulasi dalam hubungan? Itu tanda pasangan kamu melakukan gaslighting. Kenali tanda dan cara mencegahnya.

Featured-Image
Gaslighting merupakan bentuk dari pelecehan emosional. Foto: tatianazaets/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Merasa dimanipulasi dalam hubungan? Itu tanda pasangan kamu melakukan gaslighting. Kenali tanda dan cara mencegahnya.

Istilah gaslighting muncul pertama kali dalam drama 1938 "Angel Street" karya Patrick Hamilton, yang diadaptasi menjadi film "Gas Light" oleh Alfred Hitchcock.

Cerita tersebut menggambarkan seorang suami manipulatif yang membuat istrinya merasa gila, sambil melakukan kekerasan dan kontrol atasnya. Hasilnya, istri meragukan dirinya sendiri, mengalami neurotik, dan merasa tidak aman.

Karena film ini mencerminkan perilaku manipulatif, para psikolog dan konselor mulai menggunakan istilah "gaslighting" untuk menggambarkan jenis pelecehan emosional ini.

Gaslighting dilakukan oleh orang yang memiliki sakit mental. Foto: fizkes/istock photo
Gaslighting dilakukan oleh orang yang memiliki sakit mental. Foto: fizkes/istock photo
Melansir Very Well Mind (4/10), gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi yang sering terjadi dalam konteks hubungan dengan gejala kekerasan. Ini merupakan bentuk pelecehan emosional tersembunyi di mana pelaku melakukan intimidasi dengan sengaja membingungkan korban, menciptakan narasi yang salah, dan meragukan penilaian serta realitas korban.

Akibatnya, korban gaslighting mulai merasa tidak yakin dengan pemahaman mereka tentang dunia dan bahkan dapat meragukan kewarasan mereka sendiri.
Baca Juga: Menyembuhkan Diri setelah Keluar dari Abusive Relationship
Gaslighting umumnya terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang, menyebabkan korban meragukan validitas pemikiran mereka, persepsi realitas, dan bahkan ingatan mereka sendiri.

Dampaknya meliputi kebingungan, hilangnya rasa percaya diri dan harga diri, serta ketidakpastian tentang stabilitas mental. Sebagai konsekuensi, korban gaslighting dapat menjadi sangat bergantung pada pelaku gaslighting.

Tanda Kamu Korban Gaslighting
Pelaku dari gaslighting cenderung memanipulasi pikiran korban. Foto: nicoletaionescu/istock photo
Pelaku dari gaslighting cenderung memanipulasi pikiran korban. Foto: nicoletaionescu/istock photo
Berbohong pada Anda
Kebohongan dan distorsi adalah landasan perilaku gaslighting. Meskipun Anda tahu mereka tidak mengatakan yang sebenarnya, mereka bisa sangat meyakinkan. Pada akhirnya, Anda mulai menebak-nebak diri Anda sendiri.

Mendiskreditkan Anda
Gaslighting melibatkan penyebaran rumor dan gosip tentang Anda kepada orang lain, dengan berpura-pura khawatir tentang Anda sambil menyiratkan bahwa Anda tidak stabil secara emosional atau "gila".

Taktik ini dapat sangat efektif, dengan banyak orang mendukung penindas tanpa mengetahui cerita lengkapnya. Selain itu, pelaku gaslighting mungkin berbohong kepada Anda, mengklaim bahwa orang lain memiliki pandangan negatif yang sama terhadap Anda, menciptakan ketidakpastian dan kebingungan.
Baca Juga: Lelah Menjalin Asmara? Bisa Jadi 'Relationship Burnout', Kenali Gejalanya!
Melakukan Distraksi Kepada Anda
Ketika Anda mencoba berkomunikasi dengan seseorang dan mengajukan pertanyaan atau meminta mereka untuk berbicara atau bertindak, mereka mungkin mengalihkan topik dengan bertanya balik daripada memberikan tanggapan langsung terhadap isu yang dihadapi.

Tindakan ini tidak hanya membingungkan pikiran Anda, tetapi juga menimbulkan keraguan apakah masalah yang Anda tekankan perlu diatasi, karena mereka tidak merespon dengan serius.

Meminimalkan Pikiran dan Perasaan Anda

Gaslighting berdampak dalam meminimalkan pikiran anda. Foto: ariya j/istock photo
Gaslighting berdampak dalam meminimalkan pikiran anda. Foto: ariya j/istock photo
Mereka mungkin melontarkan pernyataan seperti: "Tenanglah", "Kamu bereaksi berlebihan", atau "Mengapa kamu begitu sensitif?" Semua pernyataan ini meminimalkan perasaan atau apa yang Anda pikirkan dan menyampaikan bahwa Anda salah.

Mengalihkan Kesalahan
Pengalihan kesalahan merupakan taktik gaslighting yang sering digunakan. Dalam setiap percakapan, situasi seringkali diarahkan sehingga Anda menjadi sasaran kesalahan atas apa pun yang terjadi.

Bahkan ketika Anda mencoba membicarakan perasaan Anda terkait perilaku pelaku kekerasan, mereka bisa memutarbalikkan pembicaraan sehingga Anda mulai meragukan apakah Anda sendiri yang sebenarnya menyebabkan perilaku buruk mereka.

Menyangkal Perbuatan Salah

Gaslighting dalam hubungan akan menyangkal jika membuat salah. Foto: Srdjanns74/istock photo
Gaslighting dalam hubungan akan menyangkal jika membuat salah. Foto: Srdjanns74/istock photo
Individu yang terlibat dalam intimidasi dan pelecehan emosional sering kali menolak mengakui kesalahan mereka sebagai cara untuk menghindari bertanggung jawab atas keputusan buruk yang mereka buat. Tindakan penyangkalan ini dapat membuat korban gaslighting merasa tidak terlihat, tidak didengar, dan membuat dampak terhadap mereka terasa tidak signifikan.

Menggunakan Kata-Kata Welas Asih sebagai Senjata
Ketika dipanggil atau ditanyai, pelaku kekerasan emosional sering kali mencoba meredakan situasi dengan menggunakan kata-kata welas asih. Mereka mungkin mengungkapkan cinta dan janji bahwa mereka tidak akan menyakiti dengan sengaja.

Meskipun terdengar menghibur, kata-kata tersebut mungkin tidak otentik, terutama jika perilaku merugikan terus berulang. Meskipun demikian, pendekatan ini mungkin cukup untuk mempengaruhi korban agar melepaskan pelaku, memungkinkan pelaku keluar dari tanggung jawab atau konsekuensi atas tindakan menyakitkan mereka.

Apa yang Harus Dilakukan jika Anda Menjadi Korban Gaslighting?

Korban dari gaslighting harus menjaga jarak dengan pelaku. Foto: fizkes/istock photo
Korban dari gaslighting harus menjaga jarak dengan pelaku. Foto: fizkes/istock photo
Jika Anda mengalami gaslighting dalam suatu hubungan, ada beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan untuk menjaga diri Anda, dikutip dari Very Well Mind:

Jaga jarak: Penting untuk mundur sejenak dari emosi intens yang muncul akibat gaslighting. Meninggalkan situasi secara fisik atau menggunakan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dapat membantu meredakan ketegangan.

Simpan bukti: Karena gaslighting dapat membuat Anda meragukan diri sendiri, penting untuk menyimpan bukti pengalaman Anda. Buat jurnal, simpan percakapan teks, atau arsipkan email sehingga Anda memiliki referensi yang jelas untuk mengingatkan diri Anda bahwa keraguan itu tidak berdasar.

Tetapkan batasan: Sampaikan dengan jelas batasan-batasan Anda dalam hubungan. Tunjukkan bahwa Anda tidak akan mentolerir perilaku seperti meremehkan atau menyangkal apa yang Anda katakan.

Dapatkan perspektif dari luar: Bicaralah dengan teman atau anggota keluarga tentang pengalaman Anda. Memperoleh sudut pandang dari orang lain dapat membantu Anda memahami situasi dengan lebih jelas.

Akhiri hubungan: Meskipun sulit, mengakhiri hubungan dengan seseorang yang terus-menerus melakukan gaslighting seringkali merupakan langkah efektif untuk menghentikan pelecehan tersebut.
Editor


Komentar
Banner
Banner