bakabar.com, JAKARTA – Masih ingatkah Anda dengan kisah seorang remaja yang mampu kembali berjalan usai disuntik Vaksin Nusantara? Pengakuan itu sempat membanjiri lini masa media sosial setahun silam.
Kisah tersebut bermula ketika seorang remaja bernama Vanessa mendatangi RSPAD Gatot Soebroto untuk mendapatkan pengobatan. Dirinya saat itu sedang menggunakan alat bantu kursi roda.
Bak mendapat mukjizat, gadis berusia 13 tahun itu langsung bisa berjalan usai divaksin. Tentu saja, banyak yang tak serta merta percaya dengan kejadian tersebut.
Malahan, mantan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, menyebut fenomena demikian sebagai efek plasebo.
Efek plasebo merupakan suatu fenomena yang terjadi saat gejala medis seseorang berkurang melalui kekuatan sugesti dan harapan.
Salah satu contohnya, yakni ketika penyakit seseorang membaik setelah minum 'obat' yang sebenarnya diketahui tidak efektif.
Ada sejumlah faktor yang memicu efek plasebo, salah satunya lantaran pelepasan endorfin.
Hormon ini memiliki struktur yang mirip dengan morfin dan obat penghilang rasa sakit lainnya, serta bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit alami otak.
Ketika diberi suatu obat, otak akan menganggap kalau itu dapat bekerja mengatasi penyakit atau keluhan tertentu.
Inilah yang membuat seseorang bisa merasakan berkurangnya gejala, seperti berkurangnya rasa nyeri, sakit kepala, atau merasa lebih tenang.
Faktor lain yang memicu terjadinya efek plasebo adalah sugesti pikiran atau harapan yang diyakini. Reaksi plasebo akan lebih mudah terjadi apabila seseorang meyakini kalau ‘obat’
yang diberikan dapat meringankan gejala atau mengobati penyakitnya.
Antusiasme dokter yang meresepkan pengobatan bahkan dapat memengaruhi respons pasien. Jika seorang dokter tampaknya sangat yakin bahwa suatu pengobatan akan memberikan efek yang diinginkan, besar kemungkinan pasien melihat manfaat dari penggunaan obat itu.
Meski terlihat tidak membahayakan, efek plasebo berkepanjangan dapat memperparah suatu penyakit. Betapa tidak, penyakit tersebut berpotensi bakal menimbulkan komplikasi signifikan jika tak segera diobati dengan tepat.
Oleh karena itu, cobalah kendalikan sugesti dalam pikiran ketika mengonsumsi suatu obat. Jika Anda menghentikan peran atau makna dari obat tersebut, boleh jadi plasebo yang dikonsumsi tidak akan kehilangan manfaatnya.