apahabar.con, BEKASI - Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan buka suara soal fenomena orang dalam (ordal) yang dibahasnya dalam debat Capres perdana yang diselenggarakan di KPU pada Selasa (12/12).
“Fenomena ordal ini ada dimana-mana dan itu artinya apa si yang terjadi? Ordal membuat orang tak berprestasi mendapatkan posisi, ordal membuat orang orang yang karena koneksi bisa dapat posisi,” kata Anies di Islamic Center Bekasi, Jumat (15/12).
Kata Anies, fenomena ordal ini membuat siapapun yang berprestasi dan berkompeten dalam satu bidang tak bisa menduduki posisi yang semestinya.
Baca Juga: Timnas AMIN Anggap Pertanyaan dalam Debat ke Anies Kurang Tajam
Bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu, persoalan ini menjadi ironi karena Indonesia membutuhkan SDM yang berkualitas dan kompeten dalam bidangnya.
"Jadi karir misalnya, ASN menjadi kepala bidang menjadi kepala biro menjadi direktur kita ingin prosesnya meritokrasi. Meritokrasi artinya apa yang berprestasi mendapat promosi," ujarnya.
Oleh karenanya, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut adalah memperbaiki dari bagian paling puncak.
“Nah praktek seperti ini tidak pantas terjadi lagi dan harus dihentikan. Menghentikannya dri mana? Dari puncak,” ujarnya.
Baca Juga: Polling Litbang Kompas, Anies Ungguli Prabowo dan Ganjar dalam Debat
“Kalau yang puncak berhenti mempraktikkan maka ke bawah mereka bilang ya negeri ini diatur pakai prestasi pakai meritokrasi. Tapi kalau yang dipuncak itu mempraktikkan ordal, maka yang ke bawah juga (akan menerapkan praktek ordal),” imbuhnya.
Adapun, saat disinggung secara lebih spesifik siapa yang sebenarnya dituju Anies dalam fenomena ordal itu. Anies engga menjawab, dia hanya terdiam sambil berlalu meninggalkan awak media.