Fenomena Dunia

Cancel Culture, Fenomena Penolakan pada Tokoh Publik, Dampaknya Ngeri

Cancel culture sebuah fenomena dan istilah yang ramai diperbincangkan di media sosial. Beberapa brand hingga tokoh publik kerap menjadi korban dari penolakan.

Featured-Image
Fenomena Cancel Culture, Budaya Memboikot Seorang Tokoh Publik hingga Brand yang Berdampak pada Mental. Foto: Getty Images

bakabar.com, JAKARTA - Cancel Culture sebuah fenomena dan istilah yang ramai diperbincangkan di media sosial. Beberapa brand hingga tokoh publik kerap menjadi korban dari penolakan.

Aktor Korea Selatan, Lee Sun-kyu, ditemukan meninggal dunia pada Rabu (27/12) di dalam mobilnya pada malam hari waktu setempat.

Sebelum kepergiannya, mendiang diketahui sempat mendapat cancel culture dan tekanan dari banyak pihak, yang tak hanya menyerang dirinya tapi juga keluarganya.

Dampak cancel culture yang dialami beberapa tokoh publik kerap berdampak pada karir mereka, mulai dari dikucilkan hingga tidak dapat hidup dengan tenang.

Tapi apa sih arti cancel culture itu?

Ilustrasi Budaya Penolakan (Cancel Culture). Foto: The Suffolk Journal
Ilustrasi Budaya Penolakan (Cancel Culture). Foto: The Suffolk Journal

Shakuntala Banaji, seorang profesor dari London School of Economic mengungkapkan bahwa konsep cancel culture atau budaya pembatalan ini dapat diartikan secara luas.

"Upaya mengucilkan seseorang atau brand setelah melakukan atau mengatakan sesuatu yang dianggap tidak sesuai dengan normal sosial," ucapnya, mengutip LSE, Kamis (28/12).

Baca Juga: Viral di TikTok Makan Tahu Panas Dicampur Bubuk Cabe, Gak Bahaya Tah?

Mengutip The Private Theraphy Clinic, budaya ini adalah evolusi dari istilah boikot yang dikenal masyarakat.

Itu untuk pertama kali muncul pada 2017 lalu saat kasus pelecehan seksual Harvel Weinstein terungkap.

Hal tersebut mengacu pada penarikan dukungan secara massal terhadap tokoh atau selebritas bahkan brand tertentu.

Praktik ini secara massal terjadi di jejaring media sosial seperti X, Instagram hingga Facebook.

Baca Juga: Dehidrasi sampai Stunting, Dampak Bahaya Diare pada Bayi

Beberapa efek dari budaya pembatalan ini sangat beragam, dari tidak diterima kembali ke layar televisi, pembatalan iklan hingga kontrak kerja.

Cancel culture menjadi pedang bermata dua, di satu sisi budaya ini mendorong perubahan nyata dan membuat individu bertanggung jawab atas perbuatanya.

Di sisi lain hal ini menimbulkan banyak kerugian seperti menjadikannya alasan cyberbullying terhadap tokoh tersebut, hingga fitnah yang tak bertanggung jawab.

Baca Juga: Mengapa Hormon Berpengaruh pada Perubahan Emosi dan Kesehatan Mental?

Jadi, beberapa orang yang mengalami budaya ini kerap merasa terisolasi dan menyendiri hingga dikatikan dengan tingkat kecemasan, depresi hingga bunuh diri yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, penting dalam mempertimbangkan implikasi budaya tersebut, sebelum berpartisipasi dalamnya. Segala tindakan yang kita lakukan akan berdampak pada orang lain.

Editor
Komentar
Banner
Banner