Situs Bersejarah Vastenburg

Mengenal Benteng Vastenburg, Situs yang Merekam Pakubuwono II dan Sejarah Solo

Sejarah panjang tentang Kota Solo tak lengkap bila tak ada Benteng Vastenburg, bangunan cagar budaya yang baru saja disita Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.

Featured-Image
Benteng Vastenburg Solo. Foto: apahabar.com/Fernando

bakabar.com, SOLO - Sejarah panjang tentang Kota Solo ternyata dapat diselami dari setus bersejarah Benteng Vastenburg.

Bangunan cagar budaya itu baru saja disita Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat. Dalam perkara tindak pidana korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) atas nama terpidana Benny Tjokrosaputro.

Papan cagar budaya yang terpasang dibagian depan Benteng Vastenburg Solo. Foto: bakabar.com/Fernando
Papan cagar budaya yang terpasang dibagian depan Benteng Vastenburg Solo. Foto: bakabar.com/Fernando

Pemerhati sejarah Kota Solo, Dani Saptono, mengungkapkan Benteng Vastenburg dulunya digunakan sebagai tempat kontrol pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bangunan ini didirikan tidak jauh dari berdirinya Keraton Kasunanan Solo pada tahun 1745.

"Surakarta ini termasuk vostern london atau tanah yang dikuasai raja. Fungsi dari pemerintah kolonial sendiri disitu adalah sebagai kontrol. Makanya perlu dibangun sebuah pusat militer dan politis didekat keraton," terang Doni, Kamis (27/7)

Baca Juga: Sejarah Tari Lengger, Kesenian Klasik Wonosobo yang Terkait Syiar Islam

Selain sebagai tempat kontrol pemerintahan Hindia Belanda, Benteng Vastenburg ternyata juga merekam banyak peristiwa sejarah penting. Salah satunya ketika Pakubuwono II saat itu raja yang bertahta.

Saat itu, ia melakukan negosiasi dengan Ki Gede Sala terkait dengan kasus pembebasan lahan dibangunnya Desa Sala untuk menjadi Keraton Solo.

Pohon beringin di dalam Benteng Vastenburg Solo. Foto: bakabar.com/Fernando
Pohon beringin di dalam Benteng Vastenburg Solo. Foto: bakabar.com/Fernando

Kemudian sebagai penanda peristiwa penting itu, ditanamilah sebuah pohon beringin di dalam Benteng Vastenburg.

"Orang Jawa dulu belum mengenal namanya monumen. Untuk pengingat, dibuatlah satu monumen berupa penanaman pohon beringin," kisahnya.

Kemudian setelah kemerdekaan, Benteng Vastenburg sempat dipakai sebagai asrama TNI Brigif, yang kini telah dipindahkan ke Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Candi Pawon, Situs Sejarah Penyimpanan Abu Jasad Raja Indra

Menjelang peristiwa reformasi 98, Benteng Vastenburg sempat ingin dijadikan pusat pertokoan, yang menyambung dengan kompleks Pusat Grosir Solo (PGS) dan juga Beteng Trade Center (BTC). Namun hal itu tak terjadi.

Peristiwa 98 dengan kerusuhannya pecah. Rencana itu akhirnya  diurungkan dan mangkrak. Bangunan-bangunan yang berada di bagian dalam terlanjur digusur. Benteng saat itu sempat tidak bisa diakses oleh publik dan terlantar. Baru di era Jokowi, Benteng Vastenburg kembali dibuka untuk umum.

Sementara it, Carolus Kale (80) pengelola keamanan di Benteng Vastenburg mengaku tak mengetahui secara pasti bagaimana kronologi status kepemilikan tanah tersebut menjadi milik perseorangan.

Dirinya hanya meyakini bahwa dulunya tanah tersebut adalah milik pemerintah yang kemudian direbut oleh Belanda.

"Pada tahun 49 itu yang merebut nama- namanya tercantum di depan Gedung Juang 45," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner