bakabar.com, MAGELANG - Candi Pawon dibangun di masa kekuasaan Wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno (Medang).
Mengunjungi Magelang, belum lengkap rasanya jika tak berwisata sejarah mengunjungi puluhan candi yang tersebar di seluruh wilayahnya.
Meski peninggalan sejarah Candi Borobudur adalah destinasi paling populer bahkan di seluruh dunia, ternyata, Magelang masih punya lokasi lain yang tak kalah menarik.
Salah satu wisata sejarah yang bisa dikunjungi saat di Magelang adalah Candi Pawon yang terletak di Dusun 1, Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Seorang warga setempat sekaligus aktivis pariwisata Candi pawon, Aji Prana menuturkan, Candi Pawon dibangun di masa kekuasaan Wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno (Medang).
Baca Juga: Malam Satu Sura di Gunung Tidar Magelang Meriah
Wangsa Syailendra diketahui menguasai wilayah yang cukup luas, termasuk Candi Borobudur dan Pawon pada abad 8-9 masehi.
"Candi Pawon bercorak Buddha. Dibangun sebagai wujud penghormatan terhadap Raja Indra yang dahulu diyakini sudah mencapai Bodhisattva," kata Aji, Rabu (19/7).
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, di dalam candi, diperkirakan pernah ada Arca Bodhhisattva. Candi ini juga diduga menjadi pintu gerbang dari Candi Borobudur.
"Menurut ahli filologi asal Belanda dan peneliti prasasti Mataram Kuno, J. G. de Casparis, Candi Pawon adalah tempat menyimpan abu jasad Raja Indra (782-812 M), penguasa dari Wangsa Syailendra," imbuhnya.
Lebih lanjut, Aji menuturkan, di masa itu, raja Indra termasuk penguasa yang ahli berperang sekaligus penganut Buddha yang patuh.
Masa pemerintahannya menjadi awal kejayaan Wangsa Syailendra di Medang. Penerus Indra, yakni Raja Samaratungga melanjutkan era gemilang tersebut.
Baca Juga: Kisah Pergundikan dan Nasib Anak-Anak Kolong di Magelang
Semasa pemerintahan Samaratungga pula Candi Borobudur dibangun. Pendirian Candi Pawon dan Mendut juga diyakini berlangsung pada era Samaratungga (792-835 M).
Relief Dekoratif
Meski serupa, terdapat perbedaan mencolok antara Candi Pawon dan Borobudur, yakni relief yang terpahat pada dindingnya.
Bangunan Candi Pawon tersusun dari batu andesit, dengan denah berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi masing-masing 10 meter dan tinggi bangunan 13,3 meter.
"Candi ini terbagi dalam tiga bagian: kaki, tubuh, dana tap candi. Bagian kaki Candi Pawon setinggi 1,5 meter yang dihiasi ornamen seperti bunga dan sulur. Tubuh candi berhias arca Bodhisattva, sementara di bagian atap yang berbentuk persegi bersusun, ada hiasan stupa," jelasnya.
Terdapat 2 cerita terkenal yang tergambar pada dinding Candi Pawon yakni Kinnara-Kinnari (Burung berkepala manusia) dan Dewa Kuwera (Dewa Kekayaan)
"Di sekeliling pohon tadi tergambar beberapa pundi uang. Kemudian, di bagian atasnya, tergambar sepasang manusia sedang terbang," tuturnya.
Baca Juga: Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Magelang Berusia Hampir Seabad
Tak hanya itu, Aji menjelaskan, di Candi Pawon juga terdapat sepasang jendela kecil yang berfungsi sebagai ventilasi terpasang di bagian atas dinding candi.
"Secara keseluruhan, bisa dikatakan relief pada Candi Pawon bersifat dekoratif," ujarnya.
Bagi pengunjung yang ingin berwisata ke Candi Pawon, bisa membeli tiket masuk dengan harga Rp10.000,00 per orang untuk wisatawan lokal dan Rp20.000,00 per orang untuk wisatawan asing.
Sementara tiket parkir untuk kendaraan roda dua dikenakan biaya sebesar Rp2.000,00 dan Rp5.000,00 untuk kendaraan roda empat.