Apahabar.com, MAGELANG - Berwisata tak melulu soal swafoto atau kulineran. Yang edukatif juga boleh. Seperti di Rumah Tenun Magelang, Jawa Tengah.
Wisata edukasi yang terletak di Jalan Raya Bandongan Km 7, Jati Lor, Tonoboyo, Kecamatan Bandongan ini cocok dikunjungi semua kalangan. Mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Di Rumah Tenun Magelang ini pengunjung bakal diajak berkeliling. Melihat beberapa tanaman yang digunakan sebagai serat tenun. Lengkap dengan penjelasan dari pemandu.
Kepala Rumah Tenun Magelang, Saleh menuturkan, awalnya tempat ini hanya sebuah pabrik kain tenun. Namanya Retota.
"Kalau pabrik tenun sudah ada sejak 1990-an. Tetapi dulu belum dibuka untuk umum. Baru dijadikan wisata edukasi pada 2017," kata Saleh saat ditemui di Rumah Tenun, Kamis (15/6) sore.
Pabrik ini sengaja dikembangkan untuk wisata edukasi. Sehingga masyarakat mengetahui proses pembuatan serat alam hingga menjadi kain tenun.
"Terkadang, masyarakat tahu nama tanaman dan hasilnya, seperti eceng, mendong, tetapi tidak tahu wujud tanamannya seperti apa," ujarnya.
Marketing Rumah Tenun, Nurlaila Fajriyani menuturkan, ada delapan bahan tanaman yang digunakan material utama produk tenun.
"Yakni mendong yang diambil dari Sleman, DIJ. Lalu, kudzu dari Sumatera Utara, akar wangi dari Garut, kenaf dari Lamongan, dan abaca dari Sulawesi Utara. Kemudian, pohon rami dari Wonosobo, pandan gunung dari Borobudur, serta eceng dari Sukoharjo," bebernya.
Sembari berkeliling kebun, Laila menunjukkan berbagai jenis tanaman yang ia sebut. Dia juga memperlihatkan hasil olahan untuk menjadi bahan utama karya tenun.
Pembuatan Bahan Tenun
Usai melihat-lihat, pengunjung bakal diajak menengok cara pembuatan dan prosesnya untuk menjadi bahan tenun.
"Proses pertama pembuatan ada ngetheng atau menimpal benang ke kayu sebelum diolah menjadi tenun," kata Laila.
Setelah ngetheng, Laila mengatakan, proses selanjutnya adalah nyucuk dan nyisir. "Proses ini ibarat seperti membuat pola jahitan," jelasnya.
Di bagian ini, benang alami juga dimasukkan ke dalam mata gun, depan dan belakang. Atau sesuai dengan instruksi.
Dalam penyisiran, ada dua jenis. 1-1 atau setiap sisir diisi satu serat, tidak ada yang terlewati. Kemudian 1-0-1, di mana satu sisir diisi serat, satu lagi kosong, dan satunya lagi diisi.
"Tahapan selanjutnya yaitu dirapikan dan diikat sesuai dengan tegangan yang diberikan. Seratnya dibagi beberapa, kamudian diambil tengah dan ditali," tutur Laila.
Jika semua telah selesai, barulah para perajin bisa masuk ke tahap menenun. "Semuanya dilakukan secara manual dengan alat tenun. Penenun biasanya menggunakan satu kaki untuk menjalankan alat itu," imbuhnya.
Pekerjakan 2.000 Ibu Rumah Tangga
Biar tahu saja. Proses pembuatan tenun melibatkan 2.000 ibu rumah tangga di sekitar Bandongan. Masing-masing memiliki tugas sendiri.
"Ada yang tugasnya nyuir, memilah, mengikat, sudah dikelompokkan dan ada koordinatornya sendiri," kata Laila.
Rumah Tenun menjaga produknya. Setiap proses melalui quality control lebih dari sekali. Karena bahan tenun yang dihasilkan harus benar-benar presisi dan ukurannya tetap.
"Butuh ketelitian tinggi untuk mendapatkan hasil kain tenun yang berkualitas dan benar-benar bagus," imbuhnya.
Apalagi, pembeli produk Rumah Tenun biasanya adalah orang-orang yang memahami karya. Memiliki selera dan tentu saja detail rinci.
Ada Harga Khusus untuk Pelajar
Kata Laila, pengunjung yang ingin datang berkeliling dan melihat proses menenun, disediakan tiket masuk.
Untuk tiket masuk, harganya bervariasi. Mulai dari Rp100 ribu, hingga Rp250 ribu. Tergantung paket tur yang dipilih.
Bagi pelajar, di sini dapat harga spesial. Bagi siswa asal Magelang, cuma Rp25 ribu per orang. Jika dari luar kota, Rp35 ribu. Semuanya sudah termasuk snack.
Laila menuturkan, pelajar yang datang dari berbagai usia. Mulai dari anak TK, hingga mahasiswa.
"Pengunjung yang ingin berwisata bisa datang Senin hingga Jumat. Dibuka mulai pukul 08.00-16.00 WIB dan Sabtu 08.00-14.00 WIB," sebutnya.
Demi kenyamanan, Laila mengatakan, pengunjung yang datang dibatasi hanya maksimal 50 orang per kelompok tur.
"Pengunjung juga harus konfirmasi pemesanan kunjungan, dibatasi supaya lebih fokus memperhatikan penjelasan guide dan kami juga lebih mudah dalam memberikan layanan maupun pengawasan," kata dia.
Jajal Pasar Amerika dan Eropa
Rumah Tenun Magelang ini punya enam pemandu yang bakal menemani pengunjung. Dibagi untuk sepuluh orang per grup tur.
Bukan cuma bakal puas berkeliling dan menambah ilmu. Pengunjung juga bisa melihat hasil karya tenun seperti pouch, tas, sarung bantal, table runner, hingga box lilit.
Lantas, berapa harga kain tenun di sini? Jawabnya; tergantung. Mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1,5 juta. Menyesuaikan jenis bahan atau serat yang digunakan.
Produk Rumah Tenun sebenarnya tak hanya dijual lokal saja. Di luaran juga ada. Bahkan, sudah diekspor hingga ke Amerika dan Eropa.
"Untuk produk yang dijual di pasar Indonesia, kebanyakan tidak berupa tirai. Bisa berupa pernak-pernik lainnya, karena lebih diminati," ujarnya.
Jadi, apakah Anda tertarik? Kalau iya, silakan datang ke Rumah Tenun Magelang ini.