Sungai Buatan Belanda

Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Magelang Berusia Hampir Seabad

Sungai buatan sepanjang 6,5 km itu mengalir melewati Jalan Manggis. Sungai itu awalnya dikerjakan tuan Ventros seorang Belanda.

Featured-Image
Kali Manggis Magelang (Apahabar.com/Arimbihp)

Apahabar.com,MAGELANG - Sungai buatan sepanjang 6,5 km itu mengalir melewati Jalan Manggis. Sungai itu awalnya dikerjakan tuan Ventros seorang Belanda.

Kota Magelang memiliki banyak bangunan bersejarah terutama yang dibuat oleh Belanda. Sebab, kota ini pernah menjadi tangsi militer sekaligus markas yang digunakan pemerintah Hindia Belanda pada masanya.

Salah satu yang unik dan bersejarah di Kota Magelang adalah Kali Manggis yang usianya hampir 100 tahun. Sungai buatan sepanjang 6,5 kilometer yang mengalir melewati Jalan Manggis, Kelurahan Gelangan itu awalnya dikerjakan tuan Ventros, seorang Belanda.

"Saat membangun sungai tersebut, Vetros sangat memperhatikan material yang digunakan seperti pasir dan batu koral yang dipakai untuk bahan bligon. Bahannya harus dicuci tidak boleh ada kotoran sama sekali," kata sejarawan sekaligus pegiat Komunitas Kota Toewa Magelang, Bagus Priyatna, Minggu (16/7).

Menurut Bagus, pada saat dibangun, Kali Manggis dibuat dari plat dan kerangka yang terbuat dari besi. Namun karena tidak kuat menahan arus air maka pada tahun 1911 dilakukan renovasi.

Baca Juga: Johannes Van Der Steur, Pejuang Kemanusiaan Masa Penjajahan Magelang

"Renovasi dilakukan pada  jembatan air atau banyak orang menyebutnya talang. Renovasi dilakukan sepanjang 125 meter di Dusun Bolang, Badran Temanggung," ujarnya.

Lebih lanjut, Bagus menceritakan, berdasarkan catatan sejarah, saluran Progo Manggis ini mulai dibangun 1857.

Saluran ini dibangun untuk mengairi sawah di daerah Secang dan perkebunan tebu milik Belanda di Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

“Ada juga sumber lain yang menyebutkan saluran tersebut dibangun pada 1895,” ujar Bagus

Tak hanya untuk mengairi sawah, sungai yang ada di Kota Magelang digunakan untuk menggelontor limbah rumah tangga dan saluran air kota (Boog Leiding) dan juga untuk menyirami taman kota.

"Kali Manggis juga dibuat untuk mengantisipasi bencana kebakaran, karena pada masa itu mayoritas rumah milik warga terbuat dari bambu sehingga mudah terbakar," tuturnya.

Sungai buatan itu memang sengaja dialirkan karena di masa lampau Kota Magelang  merupakan daerah yang kering dan kekurangan air.

Meski demikian, menurut Bagus, keadaan perlahan berubah usai perang Diponegoro, karena Magelang dijadikan Government Settlement pada 1830.

Baca Juga: Situs Candi Lumbung Magelang Bakal Dipindah

"Kala itu, Magelang dijadikan daerah sentral untuk mengumpulkan hasil perkebunan yang akan di bawa ke Semarang," ujarnya.

Bagus mengatakan, Kota Magelang dipilih menjadi pusat karena di Semarang sudah ada pelabuhan untuk dermaga dan sumber pengelolaan kelautan.

"Maka, Magelang dijadikan kota distribusi hasil pertanian dan perkebunan. Dan Magelang menjadi salah satu untuk mengumpulkan hasil tersebut,” ujarnya.

Hingga saat ini, Kali Manggis masih mengalir melewati tiga daerah yaitu Temanggung, Kabupaten Magelang dan Kota Magelang.

Saluran tersebut memanjang dari Temanggung hingga Mertoyudan Kabupaten Magelang.

Adapun sumber air dari saluran tersebut diambilkan dari Sungai Progo di Dusun Kuncen Desa Badran Kecamatan Kranggan Temanggung.

Editor


Komentar
Banner
Banner