bakabar.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto mengungkapkan sektor ekonomi dan budaya Indonesia dapat lebih berkembang dengan pembelajaran dari Korea Selatan.
"Hal ini dapat diwujudkan dengan misalnya, Korean Wave atau Hallyu, telah mendapatkan banyak pengikut di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda," kata Semiarto Aji Purwanto dalam keterangannya di Depok, Jawa Barat, Kamis (18/5).
Menurut Semiarto, popularitas budaya, musik dan hiburan Korea menghadirkan peluang signifikan untuk kerja sama di sektor budaya, termasuk produksi bersama, pertukaran seniman dan pakar budaya,
"Serta kolaborasi dalam industri ekonomi kreatif," ujarnya dalam peringatan 50 tahun kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan.
Baca Juga: Indonesia Jalin Kerja Sama di Bidang Pertanian dengan Korea Selatan
Dengan menggandeng Korea Foundation, FISIP UI menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk The Indonesia-Korea Golden Anniversary Conference: Strengthening Partnership for Tomorrow.
Direktur Korea Foundation Mr. Choi Hyun-Soo pada kesempatan itu mengungkapkan, setelah terselenggaranya konferensi tersebut, berbagai sektor yang menjadi topik diskusi dua negara akan bergerak lebih maju.
"Sejak tahun 1973, Indonesia dan Korea telah membangun hubungan diplomatik. Diharapkan ke depannya Indonesia-Korea dapat terus menjalin hubungan dengan baik di bidang akademik, politik, budaya dan ekonomi," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, dihadirkan beberapa narasumber yang membahas perkembangan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam tiga aspek, yaitu akademik, sosial-budaya dan diplomasi.
Baca Juga: Kasus Bunuh Diri Meningkat, Bukti Warga Korea Selatan Tak Bahagia?
Pada aspek akademik, Prof. Choi Kyunghee dari Seoul National University Asia Center menilai perlunya melihat bagaimana perkembangan studi Indonesia di Korea dan studi Korea di Indonesia untuk lebih mengenal budaya dari masing-masing negara.
“Strategi perlu disiapkan untuk menjawab berbagai tantangan yang mungkin dihadapi di masa depan," tegasnya.
Sebagai bagian dari masyarakat global, Prof. Choi percaya studi yang mengkaji berbagai elemen budaya kedua negara, terutama studi yang bersifat akademik dan pertukaran pelajar.
"Itu berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing global,” pungkas Prof. Choi.