bakabar.com, JAKARTA - Mess Cendrawasih memiliki nilai historis politik yang panjang. Lantaran, Mess tersebut merupakan perjalanan penyatuan Irian Barat (Irian Jaya) atau Papua kepada NKRI.
Di dalamnya, tersirat peranan Bung Karno mengenai keberadaan Mess Cendrawasih yang berlokasi di tengah Ibu Kota Jakarta, yakni di kawasan Jalan KH Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan bakabar.com di lokasi terlihat dari dinding yang mulai berlumut dan pintu yang sudah lapuk digrogoti rayap di sekitar wilayah Mess Cendrawasih.
Baca Juga: Warga Mess Cendrawasih Menagih Janji Pemprov Papua Dapat Hunian Layak
Terlihat, kondisi rumah tersebut dari sisi depan tangga untuk dilalui warga menuju Mess Cendrawasih sangat curam. Dari sisi belakang tangga dapat menembus ke sisi Jalan Karet Thamrin.
Kondisi pemukiman di Mess Cendrawasih menjadi salah satu potret nyata dari banyaknya wilayah yang mempunyai permasalahan terkait hak kepemilikan tanah dan saluran sanitasi.
“Kalau dari sanitasi kami menyediakan PDAM itu satu pintu saja dibawah saja. Jadi, seluruh warga dapat mengambil air di sumber mata air yang sama. Tetapi kalau untuk penyaluran air satu pintu belum ada kita,” ujar Ketua Ikatan Keluarga Cendrawasih (IKC), Zakeus Sabarofek, Pada Kamis (5/1).
Gedung Mess Cendrawasih terdiri dari 5 lantai, namun hanya 4 lantai yang digunakan untuk warga. Sementara 1 lantai bagian atas gedung hanya untuk penghubung ke atap Mess Cendrawasih.
“Gedung ini ada 5 lantai, satu lantainya memang tidak digunakan karena bagian atap Mess Cendrawasih saja. Jadi, tangga ke 5 ini saya tutup,” ungkap Zakeus.
Zakeus juga mengaku hingga saat ini mereka masih tetap bertahan tinggal di Mess Cendrawasih dengan kondisi memperhatikan.
Baca Juga: Mess Cendrawasih, Prasasti Kecintaan Soekarno pada Papua
Baca Juga: Ricuh Pengosongan Mess Cendrawasih, Polisi Intensifkan Penjagaan
Ia berharap pemerintah Pemprov Papua diharapkan bisa memberikan solusi terkait rencana pengosongan Mess Cendrawasih. Salah satunya dimulai dengan melakukan koordinasi terkait permasalahan alokasi pemukiman, sehingga ada langkah realistis bagi warga penghuni mess agar mendapat kehidupan yang layak.
Sebagai pengurus Zakeus mengaku selama tinggal di Mess Cendrawasih semua akomodasi uang kebersihan, perawatan Mess Cendrawasih dilakukan secara urunan per Kepala Keluarga.
“Kami semua pakai urunan warga (uang pribadi) semenjak 1990. Kalau ditanya ada bantuan memang tidak ada sama sekali. Kemudian, kalau listrik semua bayar pribadi ya,” tuturnya.
Begini curhat penghuni mess cendrawasih tentang wacana penggusuran tempat tinggal mereka