Relokasi Sekolah

Mempertanyakan Urgensi Pembangunan Masjid Agung Depok

Rencana alih fungsi SDN Pondok Cina 1 menjadi bangunan masjid agung menuai polemik.

Featured-Image
Sejumlah massa murid dan wali siswa menolak rencana alih fungsi SDN Pocin 1 menjadi Masjid Agung Depok . apahabar.com/Leni

bakabar.com, JAKARTA - Rencana alih fungsi Sekolah Dasar Negeri Pondok Cina atau SDN Pocin 1, Kota Depok menjadi bangunan Masjid Agung terus menuai polemik.

Bukan tanpa sebab, rencana alih fungsi itu nyatanya menimbulkan dampak negatif terhadap psikologis murid-murid di sekolah. Banyak dari mereka yang mengaku kebingungan.

Sejumlah pihak kemudian mempertanyakan urgensi daripada pembangunan Masjid Agung senilai puluhan miliar rupiah tersebut hingga berujung relokasi terhadap SDN Pocin 1. 

Baca Juga: Polemik SDN Pocin 1, Komnas Perlindungan Anak: Pemkot Depok Bisa Dipidanakan

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengklaim rencana alih fungsi telah mendapat respons positif dari masyarakat sekitar. 

"Pembangunan Masjid Agung ini merespons aspirasi warga masyarakat yang menginginkan ada masjid di Jalan Margonda Raya—urat nadi yang menghubungkan Depok dengan Jakarta," kata Mohammad Idris, baru tadi. 

Masyarakat, kata dia, selama ini kesulitan untuk menunaikan salat asar ataupun magrib saat jam pulang kantor di Jalan Margonda Raya.

Baca Juga: Babak Baru Polemik SDN Pocin 1, Komnas HAM Hingga KPAI Turun Tangan

Lantas, benarkah klaim Mohammad Idris? Hasil penelusuran singkat bakabar.com, nyatanya berbanding terbalik dengan kondisi lapangan. Cici, salah seorang warga Pocin membantah bahwa masyarakat di sekitar tempat tinggalnya sulit menunaikan salat asar dan magrib.   

Sebab, sudah banyak masjid berkapasitas ribuan jemaah di sekitaran Margonda. Dirinya pun tak merasa kekurangan masjid di sekitaran kediamannya.

Namun beda halnya dengan sekolah. Menurutnya, membangun sekolah baru lebih mendesak ketimbang masjid.

"Bukan cuma saya, semuanya setuju kalau masjid di sekitaran sini udah banyak yang gede-gede juga, ini kalau dibangun masjid juga jadinya malah lebih kecil daya tampungnya dari yang udah ada," kata Cici kepada bakabar.com, Selasa (13/12). 

Baca Juga: Curhat Perwakilan Wali Murid SDN Pocin 1 ke Komnas HAM: Anak Saya Dibully

Sesuai penelusuran bakabar.com di wilayah sekitar SDN Pocin 1 tersebut, keberadaan masjid berkapasitas seribu jemaah cukup mudah didapati. Dalam radius kurang lebih 1 kilometer saja, terdapat sebanyak tujuh masjid.

Masjid tersebut juga merupakan masjid yang cukup besar. Yang rata-rata kapasitasnya lebih dari seribu jemaah. 

Contohnya saja, masjid Jami Al-Khairatul Islam di Jalan Mahali yang hanya terletak sekitar 550 meter dari SDN Pocin 1.

Saat ditemui bakabar.com, Huda marbot di masjid tersebut berkata bahwa kapasitas di masjid itu lebih dari seribu jemaah.

"Ya lumayan banyak bisa nampung jemaahnya, patokannya Hari Raya Ied, cukup enggak pernah kekurangan tempat," ucap Huda.

Baca Juga: Polemik Alih Fungsi Sekolah Masih Berlanjut, RK Ancam Batalkan Dana Pembangunan Masjid Depok

Menanggapi alih fungsi sekolah menjadi masjid, Huda menilai momennya belum tepat.

Selain Jami Al-Khairatul Islam, ada juga Masjid Jami’ Al-Mu’aawanah dan Masjid Daarul Ilmi Universitas Gunadarma yang berjarak kurang 400 meter dari lokasi SDN Pondok Cina 1.

Bahkan ada lagi, Masjid Miftahul Jannah, Masjid Al-Kohinoor, dan Masjid Jami Al Hidayah yang juga terletak hanya selemparan batu dari SDN Pocin 1.

"Masjid sudah banyak, lebih dibutuhkan bangunan sekolah," pungkasnya. 

Sebagai pengingat, Pemkot Depok bakal mengalihfungsi lahan SDN Pocin 1 menjadi Masjid Agung. Imbasnya, para siswa diminta untuk pindah sekolah ke SDN Pocin 3 dan 5.

Belakangan tak semua siswa bersedia pindah. Bersandar data yang dihimpun media ini hingga Selasa (13/12), setidaknya terdapat sekitar 200 orang tua dan siswa yang menolak alih fungsi bangunan sekolah menjadi masjid. Mereka yang memilih bertahan terpaksa belajar di kelas tanpa didampingi oleh guru.

Editor
Komentar
Banner
Banner