Relax

Melangkah ke UNESCO, Begini Pamor Kebaya dari Masa ke Masa

apahabar.com, JAKARTA – Gerakan Kebaya Goes to UNESCO terus digaungkan oleh berbagai kalangan di Indonesia. Kampanye…

Featured-Image

Kebaya Diduga Berasal dari Tiongkok

Usut punya usut, eksistensi kebaya pertama kali muncul di Tiongkok pada tahun 1300 hingga 1600 Sebelum Masehi. Bentuk kebaya pada masa itu berupa baju tunik, yang umumnya digunakan wanita Tionghoa di zaman Dinasti Ming.

Pada 1500 sampai 1600 Sebelum Masehi, wanita imigran Tionghoa mulai masuk ke Indonesia. Persebaran kebaya pun lantas tertuju ke wilayah Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Kala itu, kebaya telah mengalami akulturasi, sehingga modelnya berkembang menjadi kebaya encim.

Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya kebaya berupa baju atasan sejenis tunik dengan lengan panjang, menutup leher dan lutut, serta berbentuk mirip baju kurung.

Kebaya Disinyalir sebagai Budaya Asli Indonesia

Namun, sumber literatur lainnya mengatakan bahwa kebaya adalah pakaian asli Indonesia.

Konon, baju ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, lebih tepatnya seiring dengan penyebaran Islam pada abad ke-13.

Kala itu, kebaya digunakan oleh permaisuri dan selir raja. Model busana tersebut umumnya berupa kemben, stagen, serta padanan kain yang menutupi area dada.

Model kebaya lantas mengalami penyesuaian ketika agama Islam masuk ke Indonesia.

Kebaya yang semula berupa kemben, ditambahkan dengan akses outer atau luaran berupa kain tipis untuk menutup bagian belakang tubuh, bahu, dan kedua lengan.

Kebaya Pernah Menjadi Simbol Sosial

Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda yang jatuh pada tahun 1800-an, penggunaan kebaya diterapkan sesuai kelas sosial.

Kasta tertinggi yang meliputi keluarga keraton dan bangsawan, mengenakan kebaya dari bahan sutera, beludru, atau brokat.

Sedangkan, perempuan Belanda atau keturunan asing mengenakan kebaya yang terbuat dari bahan katun dengan bentuk dan potongan lebih pendek.

Keturunan Eropa lainnya memakai baju kebaya berbahan katun halus dengan hiasan brokat di pinggirnya.

Adapun kasta terendah yang mencakup kalangan biasa, umumnya memakai kebaya dari bahan katun atau tenun berharga murah.

Tren Modernisasi Kebaya

Meski sempat meredup akibat pengaruh budaya pop dari negara barat, kebaya kembali meraih masa kejayaannya sekitar tahun 2000.

Perancang busana kala itu berlomba membuat kebaya modern dengan beragam bahan kain yang indah.

Bahkan, tak sedikit pula yang menggunakan bahan mewah, seperti sutera organdi, lace, kain shantung bahan tekstil impor, serta berbagai bahan yang terbuat dari serat alam lainnya, seperti tenunan serat nanas dan serat pisang.

Hingga saat ini, kebaya dikenal memiliki dua jenis, yaitu kebaya encim dan kebaya kutu baru.

Kebaya encim umumnya dihiasi dengan sulaman dan bordiran, sedangkan kebaya kutu baru bergaya tunik pendek berwarna-warni dengan motif yang cantik. (Nurisma)



Komentar
Banner
Banner