bakabar.com, JAKARTA - Fotofobia adalah sebuah kondisi mata yang lebih sensitif terhadap cahaya baik itu lampu atau sinar matahari, dan menyebabkan nyeri mata hingga pusing.
Meskipun memiliki "fobia" dalam penamaannya, sebenarnya fotofobia bukanlah rasa takut atau gangguan psikologis terhadap cahaya.
Namun, ini merupakan gejala umum yang berhubungan dengan kondisi seperti iritasi ringan pada mata.
Fotofobia cukup sering terjadi. Dan tidak tergolong dalam kategori serius secara medis.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Crohn, Sakit Perut yang Tak Bisa Dianggap Remeh
Hal ini dapat mempengaruhi keseharian, karena menyebabkan rasa perih, pusing dan sensasi terbakar pada mata.
Para ahli masih mempelajari penyebab hal ini terjadi. Namun mereka percaya penyebab utamanya adalah gangguan koneksi antara sel-sel mata yang mendeteksi cahaya dengan saraf kepala.
Melansir Health pada Kamis (14/9), beberapa faktor diketahui dapat memengaruhi sensitivitas seseorang terhadap cahaya. Simak penjelasannya:
Sakit Kepala
Fotofobia umum menjadi gejala umum pada sakit kepala dan migrain. Hal ini menyebabkan sakit pada bagian kepala, yang dipicu oleh perubahan hormonal, makanan, stres, dan perubahan lingkungan.
Gejala lainnya termasuk rasa berdenyut di bagian kepala, mual dan muntah. Diperkirakan sebagaian besar penderita migrain menderita fotofobia, dan hal ini umum dialami oleh perempuan.
Baca Juga: Scurvy, Penyakit yang Menyerang Tubuh karena Kurang Vitamin C
Beberapa jenis cahaya diketahui memperburuk gejala ini, diantaranya lampu yang terlalu terang hingga terlalu lama didepan layar komputer.
Penyakit Serius
Selain sakit kepala atau migrain, kondisi neurologis juga memicu fotofobia. Biasanya terjadi pada seseorang yang pernah mengalami meningitis (infeksi pada selaput otak), cedera otak, dan kondisi yang menyebabkan mata sering berkedip tanpa disengaja (blepharospasm).
Hal ini disebabkan oleh iritasi saraf trigeminal selama infeksi tersebut berlangsung.
Pengonsumsian Obat
Beberapa obat diketahui berpotensi menyebabkan sensitivitas cahaya. Para peneliti menemukan kaitan fobia ini dengan obat-obatan tertentu, seperti benzodiazepin (anticemas), Haloperidol (skizofrenia) dan Klorokuin (mengobati malaria).
Baca Juga: Awas, Polusi Buruk Dapat Memicu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Lensa Kontak
Orang yang memakai lensa kontak lebih rentan terhadap sensitivitas cahaya. Hal ini diketahui memakai kontak lensa terlalu lama dan tidak pas dapat menyebabkan fotofobia.
Kondisi Psikologis
Walau penelitian lanjutan masih diperlukan, namun beberapa ahli percaya bahwa kondisi kejiwaan seperti depresi, kelelahan, kecemasan dan gangguan panik berpotensi menyebabkan fotofobia.
Hal ini diketahui memiliki hubungan antara ambang batas cahaya pada mata, dengan kemungkinan kondisi neurologis lain yang berdampak, seperti migrain.
Perawatan Mengatasi Fotofobia
Beberapa pencegahan dapat dilakukan mencegah fotofobia terjadi, yakni dengan menghindari pemicunya, di anataranya:
- Menghindari melihat cahaya terang secara langsung,
- Memakai kacamata hitam dan topi saat di luar ruangan,
- Menggunakan lampu yang nyaman bagi mata, dan
- Menutup mata sesaat ketika mata lelah.
Pengobatan fotofobia bergantung pada diagnosis penyebab yang mendasarinya.
Baca Juga: Ketahui Waktu Penyebaran Flu, Hindari Demi Kesehatan Diri
Beberapa obat diketahui dapat mengurangi rasa sakit terhadap cahaya, namun untuk mendapatkan obat tersebut harus sesuai dengan resep dokter.
Jika kondisi diikuti dengan rasa mual dan pusing dalam waktu lama, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.