Kekurangan Vitamin C

Scurvy, Penyakit yang Menyerang Tubuh karena Kurang Vitamin C

Kekurangan vitamin C memiliki banyak risiko kesehatan, salah satunya skorbut (scurvy). Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja.

Featured-Image
Scurvy atau Skorbut, kondisi kurangnya vitamin C dalam tubuh. Foto: Getty Images

bakabar.com, JAKARTA - Kekurangan vitamin C memiliki banyak risiko kesehatan, salah satunya skorbut (scurvy). Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja.  

Vitamin C memiliki banyak manfaat untuk tubuh, salah satunya sumber antioksidan yang memiliki peran penting. Termasuk membantu sistem kekebalan tubuh, membantu memproduksi zat besi dan kolagen yang berperan penting dalam pertumbuhan gigi, tulang, kulit dan pembuluh darah.

Vitamin C atau asam askorbat tak bisa diproduksi oleh tubuh. Vitamin ini hanya bisa didapatkan dari makanan atau suplemen. 

Jika seseorang mengalami kekurangan vitamin C dalam tiga bulan atau lebih maka tubuh akan bereaksi. Proses pembuatan kolagen akan terganggu. Dampaknya, jaringan tubuh akan lebih mudah mengalami kerusakan.

Baca Juga: Bahaya Kekurangan Vitamin D karena Obesitas, Kenali Gejala Lainnya!

Skorbut atau scurvy bisa dialami oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa. Remaja yang menjalani diet tidak sehat, serta mereka yang mengalami anoreksia nervosa, autisme, dan keterlambatan perkembangan memiliki kemungkinan mengalami skorbut.

Defisiensi atau kekurangan vitamin C lebih tinggi dialami perokok. Dengan kadar vitamin C lebih rendah 33% dibanding yang bukan perokok.

Tanda dan Gejala Skorbut

Scurvy biasanya ditandai dengan kelelahan dan gusi meradang. Namun bertambah buruk seiring perkembangan kondisi.

"Jika defisiensi terus berlanjut, hal ini dapat menyebabkan nyeri sendi dan penyembuhan luka yang lama," kata Michelle Zive, RD, ahli gizi, di California, dilansir Everyday Health.

Skorbut Tanda dan Gejala. Foto: Alodokter
Skorbut Tanda dan Gejala. Foto: Alodokter

Kondisi ini ditandai dengan gejala sepertimtubuh lemas, mual, demam, diare, dan nafsu makan menurun yang kemudian menyebabkan penurunan berat badan. Serta diiringi dengan demam, detak jantung cepat hingga sesak napas, gusi berdarah dan bengkak, memar pada tubuh, nyeri sendi, hingga kondisi kulit yang kering dan bersisik.

Skorbut yang dialami oleh anak-anak biasanya ditandai dengan tubuh lemah, penyembuhan luka yang lama, nyeri atau sakit pada tulang, kehilangan selera makan, gusi bengkak dan berwarna kebiruan, dan mudah memar.

Pencegahan

Penyakit ini tidak berlangsung lama, setelah mengonsumsi vitamin C akan pulih kembali. Banyak orang akan merasa lebih baik dalam satu atau dua hari, dan pulih sepenuhnya dalam seminggu.

Mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin C sangat berperan untuk mencegah skorbut terjadi. Serta menjalani pola hidup sehat, seperti tidak merokok dan meminum minuman beralkohol dapat mengurangi risiko tersebut.

Meski beberapa gejala mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dalam penyembuhannya. Jika penyakit berlangsung lama segera konsultasikan kepada dokter terkait untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Saat ini, kondisi kekurangan vitamin C sudah semakin sedikit yang mengalaminya. Banyak negara yang konsumsi gizi warganya semakin membaik.

"Saat ini kekurangan vitamin C dan skorbut jarang terlihat di beberapa negara," ujar Michelle Zive.

Sangat mudah untuk menemukan kandungan vitamin C, karena terdapat dalam berbagai buah dan sayuran. Adapun rekomendasinya untuk wanita sekitar 75 miligram, dan untuk laki-laki 90 miligram.

Namun di beberapa negara berkembang dan tertinggal penyakit ini masih rentan, karena kondisi gizi buruk berpengaruh terhadap pemenuhan vitamin bagi masyarakatnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner