bakabar.com, JAKARTA - Pemerhati sosial asal Kalimantan Selatan, Anang Rosadi mendesak Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan agar membuka secara terang soal ekspor nikel ilegal di Kalsel ke China.
"Jangan setengah-setengah, kalau ingin menjadi pejuang. Saya ulangi lagi kalau Luhut Binsar Panjaitan ingin menjadi pejuang harus disebut. KPK juga begitu, jangan main setengah-setengah ini main kucing-kucingan," ujarnya kepada bakabar.com, Kamis (14/9).
Anang mendesak agar sosok yang sebelumnya dirahasikan dan dikatakan Luhut dengan sebutan 'Anu' agar segera diungkap di hadapan publik.
Baca Juga: Menelisik Sumber Ekspor Gelap Nikel Kalsel ke China
Baca Juga: Luhut Belum Mau Ungkap Dalang Ekspor Gelap Nikel Kalsel!
Diksi 'Anu' yang diungkapkan Luhut, menurutnya sebagai upaya menyembunyikan identitas seseorang. Sedangkan ungkapan tersebut biasa diasosiasikan sebagai hal yang negatif.
Sebagai seorang tentara, bahkan dengan jabatan jenderal, Anang menilai sudah seharusnya Luhut berani dan secara terang benderang mengungkap soal adanya ekspor nikel ilegal dari Kalsel ke China.
"Jangan memalukanlah. Pak Luhut kan garang orangnya. Jangan sampai saya sebut 'anunya' Pak Luhut. Saya terus terang saja ini," katanya.
Baca Juga: Dinas ESDM: Tidak Ada Tambang Nikel di Kalsel
Baca Juga: Ekspor Gelap Nikel Kalsel Bikin Tekor Ribuan Triliun!
"Beraninya orang kan tergantung juga. Pertama berani. Kedua berani. Ketiga tidak berani. Alasan tidak berani itu akan kelihatan, apakah terpengaruh, dipengaruhi, atau dia yang memengaruhi," bebernya.
Berdasarkan Dinas ESDM Kalsel, kata Anang, Kalsel merupakan provinsi yang tidak memiliki potensi nikel yang melimpah.
Meski begitu ia mengakui dua wilayah di Kalsel seperti Kabupaten Pelaihari dan Kabupaten Martapura juga terdapat potensi nikel.
Baca Juga: Ekspor Gelap Nikel Kalsel ke China Sampai KPK!
Di dua wilayah tersebut dilintasi jalan nasional. Anang merujuk pada tahun 2004-2009 terdapat perda yang berisi mengenai larangan jalan nasional dilintasi aktivitas tambang. Perusahaan tambang diharuskan membuat jalan sendiri.
"Saya minta dan saya menantang Luhut tunjukan di mana tambang nikel 5,1 juta ton di sana. Kalau perlu kita buat analisis di sana (Kalsel)," ujarnya.
Menindaklanjuti tudingan mengenai adanya ekspor nikel di Kalsel ke China, pihaknya melayangkan surat resmi ke KPK agar persoalan tersebut dibuka secara jelas.
Sebab, munculnya argumentasi adanya ekspor nikel tersebut berasal dari pemeriksaan dokumen. Dari dokumen yang dimaksudnya tersebut dapat ditelusuri siapa yang melakukan ekspor, termasuk profil perusahaan.
"Orang melakukan ekspor itu, pertama punya perusahaan tambang, kedua ada tambang. Ada pengirimannya itu semua bisa ditracking," pungkasnya.
Baca Juga: Marves Ciut Ungkap Dalang Ekspor Nikel Ilegal Kalsel!
Baca Juga: Jangan-Jangan Eksportir Nikel Ilegal di Kalsel Si Anu!
Sebelumnya, bisnis gelap ekspor biji nikel ilegal sebesar 5,1 juta ton ke China terendus. Ternyata berasal dari Kalimantan Selatan. Informasi tersebut diungkap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
"Informasi itu diketahui dari penelusuran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Luhut di Jakarta dikutip Sabtu (9/9).
Luhut juga sudah mengetahui siapa pelakunya. Namun dia masih enggan mengungkap identitasnya.
"Siapa anu-nya, kita sudah tahu semua," ucapnya.