Makin Cakap Digital

Literasi Digital Edukasi Pelajar SMA Aceh Besar Dasar Keamanan Akun Medsos

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMA di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Ace

Featured-Image
Ribuan pelajar mengikuti webinar literasi digital di SMA Kabupaten Aceh Besar garapan Kemenkominfo.

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMA di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh melaksanakan webinar literasi digital sektor pendidikan.

Kegiatan yang mengusung tema “Digital Safety 101: Dasar Keamanan Akun Media Sosial” telah dilaksanakan pada Kamis (11/5) pukul 10.00-12.00 WIB dengan melibatkan para siswa sebagai audiensnya.

Webinar literasi digital ini salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMA Aceh Besar: Bekal Positif, Kreatif, dan Aman di Internet 

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya.

Di mana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Ogan Ilir, Yuk Lawan Hoaks dengan Sumber Terpercaya

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.

Literasi digital garapan Kemenkominfo menyasar pelajar di Aceh Besar.
Literasi digital garapan Kemenkominfo menyasar pelajar di Aceh Besar.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMA ini, sukses dihadiri oleh sekitar 300 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.

Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Dian Ikha Pramayanti, SP.t., M.Si (Dosen, Writerpreneur, dan Entrepreneur), narasumber lain Muhammad Rofdinand Sufri (Tenaga Ahli Disdik Aceh), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Tommy Adiatma (Influencer / Digital Creator), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Sahira Zahra Ghassani.

Baca Juga: Belajar Pentingnya Etinet di Webinar Literasi Digital: Gegara Kucing, Pelajar Gagal Beasiswa

Pada sesi pertama, narasumber Dian Ikha Pramayanti, SP.t., M.Si menyampaikan materi etika digital, etika komunikasi digital merupakan prinsip dan aturan yang memandu perilaku yang tepat dalam interaksi melalui media digital.

Etika di ruang digital meliputi etika interaksi yaitu menghindari tindakan negatif dan berpartisipasi membangun relasi sosial dengan menerapkan netiket, kemudian etika berekspresi yaitu bebas mengakses, memproduksi, mendistribusikan, dan memverifikasi informasi sesuai netiket di ruang digital.

"Tetapi perlu berpikir dahulu sebelum membagikan postingan agar tidak terjadi hal negatif, selanjutnya etika berkomunikasi yaitu menyeleksi informasi saat berkomunikasi di ruang digital, serta menghindari komentar negatif pada orang lain."

Jenis etika komunikasi digital meliputi penggunaan bahasa yang sopan, menghindari informasi palsu atau hoaks, menghargai hak cipta, tidak melakukan pencemaran nama baik, menghindari tindakan intimidasi, penipuan, penghinaan, dan tindakan lain yang merugikan orang lain secara emosional atau finansial.

Baca Juga: Belajar Pentingnya Etinet di Webinar Literasi Digital: Gegara Kucing, Pelajar Gagal Beasiswa

“Perilaku etis yang harus dilakukan yaitu cek kebenaran informasi sebelum membagikannya, gunakan bahasa yang sopan dan menghormati, pikirkan sebelum memposting atau membagikan konten, gunakan privasi dengan bijak, laporkan perilaku tidak etis, terus belajar dan mengembangkan kesadaran etika digital," jelasnya.

Sikap bijak dan positif di ruang digital dibutuhkan untuk mencegah konflik dan pertengkaran, membangun hubungan baik, meningkatkan reputasi membangun personal branding, menghindari tindakan yang merugikan, menjaga kesehatan mental, dan karena adanya rekam jejak digital yang abadi.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 3 Unggulan Kayu Agung, Etika Jadi Kunci

Giliran narasumber kedua, Muhammad Rofdinand Sufri menjelaskan bahwa pentingnya memahami keamanan digital agar terhindar dari ancaman seperti virus, pencurian identitas karena sering membagikan informasi pribadi seperti KTP, adanya serangan siber seperti hacking yaitu data pribadi dicuri oleh orang tidak bertanggung jawab, serta phising yaitu teknik pengelabuan untuk mencuri data pribadi.

“Bagaimana caranya untuk mengatasi ancaman di media online, pertama, baiknya adalah membuat password yang kuat, penggunaan simbol, angka huruf, gunakan autentikasi dua faktor, penggunaan password jangan sama di semua akun, gunakan pengaturan perangkat, di ponsel kamu satu, di laptop kamu satu, di tablet kamu satu, jadi hanya di perangkat yang sudah di percaya ini saja akun kamu bisa log in, atau bisa mengunci lokasinya," jelasnya.

Misalnya di Aceh, atur di daerah tersebut aja, di Aceh Besar saja. "Jadi ketika ada yang mencoba log in akun media sosial kalian misal di Medan atau Jakarta, itu enggak bisa log in karena udah lock lokasinya, intinya baca aturan pengaturan privasi, dan menggunakan wifi yang terpercaya,” jelas Rofdinand.

Baca Juga: Belajar Pentingnya Etinet di Webinar Literasi Digital: Gegara Kucing, Pelajar Gagal Beasiswa

Selanjutnya, giliran Tommy Adiatma selaku Influencer menyampaikan bahwa banyak sekali orang yang masih tidak bijak dalam menggunakan sosial media seperti di kolom komentar pada Instagram, Twitter, maupun Tiktok.

Para pengguna rata-rata tidak sadar bahwa komentar buruk tersebut menjadi rekam jejak digital. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk mengingatkan anak terkait penggunaan sosial media agar lebih terkontrol. Selain itu, perlu memanfaatkan media sosial dengan baik, karena media sosial adalah anugerah, terdapat beragam informasi yang up to date yang kita dapatkan.

“Banyak mendapatkan hal update dari sosial media, bahkan mungkin di berita TV belum ada beritanya, tetapi kita bisa tahu lebih dulu, contohnya di twitter, hal-hal yang up to date banyak muncul di twitter, di twitter kita sudah tahu duluan, kita mengetahui banyak hal di luar sana, tanpa kita pergi jauh keluar sana, kita sudah mengetahui hal-hal update tersebut di sosial media,” kata Tommy.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 3 Unggulan Kayu Agung, Etika Jadi Kunci

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Kemudian moderator memilih tiga penanya untuk bertanya secara langsung dan berhak mendapatkan e-money.

Salah satu yang terpilih untuk bertanya secara langsung adalah Joseph yang mengajukan pertanyaan bagaimana menyatukan perbedaan etika-etika dari berbagai budaya di dunia menjadi etika dalam dunia digital?

Lalu bagaimana cara menanggulangi komentar/postingan bullying di dunia maya karena terkadang kebebasan tanpa batas dalam dunia maya menjadikan manusia lupa akan batasan kemanusiaan pada diri masing-masing?

Narasumber Dian Ikha Pramayanti, SP.t., M.Si menanggapi bahwa tidak perlu menanggapi dan membalasnya kepada pelaku bullying. Buatlah postingan lain untuk menceritakan tentang cyberbullying. Laporkan kepada orang terdekat atau melalui konten aduan kominfo.

Baca Juga: Belajar Pentingnya Etinet di Webinar Literasi Digital: Gegara Kucing, Pelajar Gagal Beasiswa

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000.

Moderator mengucapkan terima kasih kepada narasumber, Key Opinion Leader (KOL) dan seluruh peserta webinar. Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),

Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).

Editor


Komentar
Banner
Banner