bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung melaksanakan literasi digital Sektor Pendidikan. Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Fear of Missing Out (FOMO) Sindrom Sosial Jaman Now” dan telah digelar pada Rabu (14/6) pukul 09.00-11.00 WIB.
Kegiatan literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.
Baca Juga: Literasi Digital di SD Aceh Besar, Bahas Pendidikan Karakter Gen Z
Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar, Pendidikan Karakter Gen Z Jadi Fokus
Pada kegiatan nobar yang menyasar target segmen pelajar SMP ini, sukses dihadiri oleh sekitar 10.000 peserta, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Anwar Sadat (Senior Product Manager), narasumber lain Gawang Prasetyo,S.Pd (Koordinator Guru Penggerak A2 Lampung Timur), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Deola Adene (Putra Batik Nusantara), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I sebagai juru bahasa isyarat, dipandu oleh pembawa acara (MC) Yuanita Parasta,S.Pd. dan dipandu moderator Hafizh Dzaki.
Pada sesi pertama, narasumber Anwar Sadat menyampaikan materi budaya digital, para pengguna harus menanamkan budaya digital yang sehat untuk mengatasi FOMO, perlu menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara, serta menjadikan nilai Pancasila sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital. Selanjutnya terkait FOMO, Fear Of Missing Out atau FOMO adalah perasaan khawatir dan takut ketinggalan suatu tren yang ada. Contoh dari FOMO ini mudah sekali terlihat di media sosial, para pengguna merasa takut jika tidak mengikuti momen, dan selalu ingin ikut dengan sesuatu yang terkini. Kemudian, FOMO dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional seseorang.
Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Teknologi Jadi Kunci
“Teman-teman harus cerdik dan bijak dalam menggunakan teknologi, terutama internet, pertama, tetapkan prioritas, jadi kita harus punya visi, punya mimpi yang realistis, yang kedua, teman-teman harus mampu untuk fokus pada diri sendiri, bahwa apapun yang teman-teman lakukan itu harus mempunyai manfaat secara nyata pada diri teman-teman sendiri, untuk itu mulai batasi waktu online, jadi biar tidak ketagihan, teman-teman mulai harus bisa membatasi waktu onlinenya, yang keempat, interaksi yang bermakna, jadi punya teman di dunia nyata itu seharusnya lebih bermakna dibanding punya teman di ruang digital, untuk itu, teman-teman perlu mengembangkan keahlian digital sehingga me time itu jadi penting, kapan kita berinteraksi, masa 24 jam semuanya interaksi, baik itu nyata maupun virtual, tentu tidak, kita perlu waktu sendiri untuk mengembangkan kapasitas, untuk punya keahlian, dan untuk punya hobi, dan kalau itu dilakukan maka teman-teman dapat secara cerdik dan bijak memanfaatkan teknologi internet ini,” ujar Anwar.
Giliran narasumber kedua, Gawang Prasetyo,S.Pd menjelaskan mengenai dampak negatif dari FOMO dan cara mengatasi fenomena FOMO, dampak negatif FOMO yaitu memiliki perasaan insecure atau kurang percaya diri, takut disebut kurang gaul, dan akhirnya rela menghabiskan uang untuk hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. FOMO dapat diatasi dengan melakukan kegiatan fisik seperti olahraga, fokus pada hobi, melakukan pekerjaan membersihkan rumah, dan berinteraksi di dunia nyata dengan teman.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online
“FOMO bisa diatasi dengan lawannya yaitu JOMO, Joy Of Missing Out, mereka yang JOMO ini tidak terpengaruh oleh suasana dan keadaan teman-temannya yang sibuk dengan HP, namanya JOMO, dia percaya diri, fokus pada kemampuannya, anda ketika lihat HP, itu fokus pada kemampuan orang-orang sehingga kita tidak percaya diri, tetapi JOMO ini fokus kepada kemampuan dirinya, sehingga anda seharusnya mengidentifikasi ‘kemampuan saya tuh apa?’, setelah itu diasah kemampuan kita, latihan setiap hari, misalnya saya ingin jadi pemain bola, hari-hari saya memegang bola, saya ingin jadi ranking 1, ranking 2, ranking 3, dan seterusnya, hari-hari fokus pada cita-cita kita,” jelas Gawang.
Selanjutnya, giliran Deola Adene selaku Key Opinion Leader (KOL), tampil menyampaikan bahwa pada zaman sekarang orang-orang terlalu memaksakan diri mengikuti tren (FOMO) sehingga menimbulkan tindakan kriminal. FOMO dapat menimbulkan hal negatif jika orang tersebut tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, contohnya bisa menjadi penipu online untuk memenuhi hasrat agar tidak tertinggal dari orang lain. Selain itu, terdapat sisi positif terkait FOMO, yaitu kekhawatiran kita akan sesuatu justru membuat kita termotivasi menjadi lebih baik dalam mendapatkan hal yang kita inginkan.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Tantangan dan Kesempatan Gen Alpha Jadi Bahasan
“Misalkan FOMO nya tentang barang-barang atau ketinggalan ‘wah orang-orang udah punya Iphone segala macam’, ‘orang-orang udah punya laptop segala macam’, ‘orang-orang udah punya motor segala macam’, nah itu sebagai pendorong diri kita bahwa diri kita nih bisa lho untuk mendapatkan hal tersebut, dengan apa? Dengan usaha dulu, tapi usahanya adalah usaha yang memang halal, yang tidak merugikan orang lain,” kata Deola.
Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber, kemudian 10 penanya yang beruntung berhak mendapatkan hadiah voucher e-money sebesar Rp. 100.000.
Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Lampung merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/), Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).