bakabar.com, PROBOLINGGO - Berbagai upaya dilakukan para personel gabungan untuk memadamkan api yang terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (TNBTS), Jawa Timur pada Rabu (13/9).
Sedikitnya 77 orang ikut dalam upaya pemadaman api. Mereka yang terlibat adalah petugas TNBTS, Polsek Tumpang, Koramil Tumpang, TRC PB BPBD Probolinggo, Gakum Jabalnusra Save Semeru, Forum Sahabat Gunung, Masyarakat Mitra Polhut, Masyarakat Peduli Api, Masyarakat Ngadas, dan siswa Kehutanan Makassar.
Bidang Humas TNBTS Hendra menjelaskan, beberapa teknik telah digunakan untuk memadamkan api. Metode tersebut dengan cara menggunakan jetshooter air, gepyok, membuat ilaran dengan garu, mop up, dan water bomb menggunakan helikopter.
"Kami membuat ilaran dengan garu agar api tidak meluas. Lalu matikan api dengan jetshooter dan gepyok. Agar tidak ada lagi sisa api, mop up. Dan dari udara ada helikopter yang melakukan water bombing," jelas Hendra.
Baca Juga: Kebakaran Lahan TNBTS, Pemadaman Terkendala Faktor Lingkungan
Menurut Hendra, personel gabungan yang berada di darat secara bergantian akan melakukan pemadaman dengan cara melakukan sekat bakar pada medan datar agar api tidak semakin meluas.
Lalu, tim akan mendekati api yang mudah dijangkau dan dipadamkan dengan jetshooter, gepyok untuk memukul-mukul api, serta garu tajam untuk menyapu api dan membuat ilaran.
Setelah itu petugas melakukan mop up untuk mencegah kembalinya bakal api. Teknik mop up adalah pengecekan ulang sisa api sekecil mungkin, dan biasanya berupa asap di bawah lapisan tanah. Hembusan sedikit angin dapat memperbesar bakal api tersebut.
Terakhir, water bombing dari udara dengan mengerahkan sebuah helikopter yang mengangkut air untuk kemudian dijatuhkan ke area terbakar, terutama di lokasi yang teejal dan ekstrem.
Baca Juga: Karhutla TNBTS Padam, Penyiraman di Sejumlah Titik Tetap Dilakukan
Selain itu, pihak TNBTS telah menutup pintu masuk wisata secara total, dan telah diberlakukan sejak Minggu (10/9) pada pukul 19.00 WIB sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Kepala Bagian Tata Usaha Septi Eka Wardhani menjelaskan, akses masuk dari 4 Kabupaten, Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang ditutup untuk wisatawan.
Hanya masyarakat Ngadas dan Ranupani yang diperbolehkan lewat. Hal itu, untuk mencegah terjadinya karhutla susulan dan demi keamanan para wisatawan.
"Kawasan wisata TNBTS saat ini hanya boleh dilewati masyarakat Ngadas, Malang dan masyarakat Ranupani, Lumajang" tutur Septi.