Iklim Perekonomian

Lanskap Perekonomian Berubah, Menanti Reformasi Struktural Kebijakan

Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berbagi resep untuk kepada ketiga calon wakil presiden yang akan beradu gagasan menge

Featured-Image
Pasangan capres-cawapres menunjukkan nomor urut peserta usai pengundian nomor urut peserta Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (14/11) lalu. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Debat calon wakil presiden (cawapres) dengan tema ekonomi dengan subtema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur dan perkotaan, akan digelar malam ini, Jumat (22/12).

Sejumlah pimpinan kementerian dan lembaga keuangan memberikan pandangannya mengenai kondisi lanskap perekonomian dalam negeri.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan resep mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bergantung pada produktivitas.

Baca Juga: 3 Alasan Indonesia Bikin Investor Klepek-klepek

"Ekonomi gak akan seperti di jalan lurus, selalu ada shock yang mengubah arah kebijakan. Tapi produkivitas harus tetap dijaga," ungkapnya dalam acara seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis, Jakarta, Jumat (22/12).

Sri mengkhawatirkan bila produktivitas tersebut tidak terjaga akan berpotensi menimbulkan masalah fundamental ekonomi. Salah satunya jarak produktivitas infrastruktur yang tinggi.

Jika produktivitas itu tidak terjaga, kata dia, bakal menimbulkan masalah yang mendasar di sektor ekonomi. Yakni, ketimpangan infrastruktur dan investasi yang tinggi.

"Agar produktivitas itu tetap terjaga, perlu adanya reformasi struktural," terang dia.

Baca Juga: Perekonomian Global Belum Pulih, Picu Kinerja Ekspor-Impor Lesu

Deputi Gubernur BI Juda Agung menilai reformasi struktural yang kini tengah dilakukan oleh pemerintah saat ini sudah tepat dan perlu dilanjutkan. Reformasi struktural bertujuan untuk meningkatkan perekonomian melalui peningkatan efisiensi produksi dan lapangan kerja.

Hal itu bisa dilakukan dengan cara di antaranya seperti mendukung pasar tenaga kerja yang lebih fleksibel, menyederhanakan sistem perpajakan, dan mengurangi birokrasi.

"Kalau ingin meningkatkan potensi GDP kita jadi 5% tentu saja faktor struktural yang harus kita reform," kata Juda pada kesempatan yang sama.

Baca Juga: Nah Loh! Gas Alam Surplus, Impor LPG Meroket

Di samping itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar berharap agar setidaknya dari gagasan ketiga cawapres ada fokus yang sama dengan pendekatan yang sekarang tengah berlangsung.

Pasalnya kata dia, demi mempertahankan ekonomi agar tetap bisa tumbuh, butuh keselarasan antara semua elemen masyarakat. Khususnya pemerintah selaku pengambil keputusan.

"Dalam prosesnya melalui pemilu kondisi global ini ya boleh-boleh saja. Tapi fokus kita strategi kita jelas untuk menjalankan mesin-mesin pertumbuhan semua energi sinergi bangsa ada langkah-langkahnya," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner