Tak Berkategori

Kue Masubah Punya Pelanggan Tetap

apahabar.com, BANJARMASIN – Dalam urusan kue, Banjarmasin memiliki beberapa ragam masakan. Salah satunya kue khas tradisional…

Featured-Image
Rohana pembuat kue Masubah yang termasuk khas Banjarmasin. Foto: apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Dalam urusan kue, Banjarmasin memiliki beberapa ragam masakan. Salah satunya kue khas tradisional yang terbuat dari bahan tepung dan susu, yaitu Masubah. Kue jaman dulu (jadul) ini sudah masuk dalam kategori langka untuk dicari.

Pasalnya, kue berbentuk persegi kotak tersebut cuma dilestarikan oleh usaha perdagangan kue tradisional Rohana.

Walaupun begitu, kue Masubah mempunyai daya tarik tersendiri untuk para pecinta jajanan khas tradisional. Aroma harum dan tekstur lembut kue dari negeri Jiran tersebut, menjadi faktor pendorong kue ini masih diminati.

Melestarikan kue Masubah itu pula tidak lepas dari sosok utama Rohana dan kedua anaknya. Di usianya yang ke 64 tahun ini, ia telah melakoni pekerjaan pembuatan kue dari tahun 1977 silam.

“Tau kue Nasubah karena dikenalkan kaka Ipar. Setelah mencoba 1 minggu yang awalnya hancur menjadi sempurna,” terangnya saat ditemui, Sabtu (8/12/2018).

Keuletan Ibu tiga orang anak ini dalam memilih bahan berkualitas yang tidak begitu murahan patut diacungi jempol. Faktor bahan adonan, menjadi faktor pendukung kue yang cocok disajikan dalam peringatan Idul Fitri bisa mencapai bentuk optimal.

Proses itu dibuktikan Rohana, dengan mempunyai bermacam pelanggan tetap yang berasal dari dalam maupun luar daerah Kalimantan Selatan. Pesanan pelanggan pun beragam, ada yang dijadikan buat cinderamata atau dinikmati sendiri.

“Biasanya orang pesan dijadikan oleh-oleh dan dinikmati keluarga,” kata Rohana yang tinggal bersama cucunya di jalan Sungai Jingah, RT 17 RW 01.

Ketertarikan pelanggan pula, katanya ada yang mengarah pada ketahanan kue Masubah dalam pengaturan suhu untuk bisa dikonsumsi. Kisaran waktunya dalam kamar pendingin sekitar 1 bulan, sedangkan diluar pada itu cuma 1 minggu.

Ia mengatakan biasanya orderan puncak terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri atau dalam bulan Ramadhan berlangsung. “Biasanya bulan puasa 50 kotak terjual. Ada daftarnya sudah,” pungkasnya.

Baca Juga:Jamur Tiram Ramaikan Festival Kuliner Banjar

Reporter : Bahaudin Qusairi
Editor : Aprianoor



Komentar
Banner
Banner