bakabar.com, TANGERANG SELATAN - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mengungkapkan penyebab Kota Tangsel menjadi kota dengan kualitas udara terburuk pertama di Indonesia akibat tingginya jumlah kendaraan yang berlalu lalang.
Kondisi itu, kata Benyamin, menyebabkan gas buang kendaran terakumulasi dalam jumlah masif lalu terperangkap di udara. Hal itu kemudian menyebabkan terjadinya polusi udara.
"Jadi udara buruk di Kota Tangsel, informasi yang masuk ke saya karena jumlah kendaraan 65 persen polisi udara disumbang oleh gas emisi dari kendaraan," ujar Benyamin saat ditemui di Balai Kota Tangsel, Rabu, (23/8).
Polusi udara, jelas Benyamin, bisa ditekan, salah satunya dengan menerapkan kebijakan car free day dan car free night. Kebijakan itu sendiri telah dilakukan di sejumlah tempat di Tangerang Selatan.
Baca Juga: Miliki Kualitas Udara Terburuk, Kota Tangsel Ambil Langkah Antisipasi
Dengan buruknya kondisi udara saat ini, Pemkot Tangsel berencana akan memperluas kegiatan car free day dan car free night. Selama kegiatan itu dilakukan, Benyamin memastikan, pihaknya akan mengukur efektivitasnya.
Sementara saat ditanya soal kemungkinan adanya debu PLTU berbahan batu bara yang berhembus di Kota Tangerang Selatan, Benyamin membantahanya. Menurutnya debu PLTU tidak terlalu besar porsinya dalam mengakibatkan polusi udara di Kota Tangsel.
"Intinya penyebab terbesar polusi udara di Kota Tangsel itu dari kendaraan, baik mobil dan motor milik warganya," pungkasnya.