bakabar.com, JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan bahwa stabilitas sistem keuangan dalam kondisi masih terjaga, hasil ini didapat setelah sebelumnya KSSK melakukan rapat berkala komite.
Menteri Keungan Sri Mulyani menjelaskan dengan semakin tingginya tekanan pada perekonomian dan terjadinya inflasi secara global menimbulkan respons dalam kebijakan moneter global yang jauh lebih agresif.
"Daya tahan atau resiliansi stabilitas sistem keuangan atau SSK pada Triwulan II tahun 2022 ini menjadi pijakan bagi komite stabilitas sistem keuangan KSSK untuk tetap optimis," ujarnya saat menyampaikan Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022 yang disiarkan melalui kanal Youtube Kementerian Keuangan, Selasa (2/8/22).
Dia juga menambahkan walaupun secara Triwulan II ini sistem keuangan bisa dikatakan stabil namun dia tetap mengingatkan untuk selalu waspada dengan tantangan dan resiko yang masih terus terjadi.
KSSK menyoroti pertumbuhan ekonomi global yang yang diperkirakan akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya bisa menimbulkan resiko terjadinya stagflasi. Selain itu dampak dari meningkatnya harga komoditas akan menyebabkan inflasi global dan masih berlangsungnya perang Ukraina akan membuat terjadinya kebijakan proteksionisme khusunya di bidang pangan.
Sri mulyani juga memaparkan bahwa Bank Dunia dan IMF sudah merevisi kebawah poyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2022 yaitu dari 4,1 persen menjadi 2,0 persen oleh bank Dunia dan 3,6 persen menjadi 3,2 persen untuk IMF. Menurutnya pertumbuhan ekonomi yang rendah ini ini juga berlaku untuk negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa.
"Diperkirakan akan lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka yang diterbitkan sebelumnya ini disertai juga dengan makin meningkatnya kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya resesi di AS dan Eropa," tutupnya. (Thomas)