bakabar.com, BANDUNG - Orang tua dan pihak keluarga Majied MT Tayun mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung enggan berdamai. Apalagi, restorative justice atau secara kekeluargaan.
Kasusnya, pembongkaran sepihak asrama mahasiswa Kalsel Demang Lehman Bandung, Jawa Barat. Terduga pelakunya pengelola asrama.
Paman korban Muhammad Hartiano (52) mengatakan pihaknya meminta Polisi mengusut pembongkaran kamar hunian Majied.
Baca Juga: Soal Konflik Asrama Mahasiswa di Bandung, Pemprov Kalsel Ancam Tutup
Pihaknya merasa kecewa terhadap terduga pelaku. Sebab, tak ada itikad baik dalam menyelesaikan kasus ini. Meski, dirinya telah memberikan toleransi waktu.
"Sesuai opsi sudah disampaikan dan diusulkan perwakilan Pemprov kalsel pada saat memediasi persoalan konflik, oknum pengurus asrama masih cuek saja," kata Hartiano kepada bakabar.com, Jumat (15/12).
Pihaknya menduga ada bekingan kuat di belakang pengurus asrama. Sebab, mereka tak mengubris hasil mediasi.
"Hingga saat ini tidak ada komunikasi yang dilakukan oleh oknum yang bersangkutan. Jadi kami tetap ingin diproses sesuai hukum," tegasnya.
Baca Juga: Sengkarut Pembongkaran Asrama Mahasiswa Kalsel di Bandung Masih Lanjut
Jadi soal kepengurusan asrama, kata Hartono mahasiswa Kalsel Bandung mendapatkan SK dan pengurusnya diisi oleh pascasarjana. "Dugaan kami selain memiliki SK kepengurusan, kemungkinan bersangkutan punya bekingan pejabat di sana," tuturnya.
Asrama pun diisi oleh mahasiswa sarjana bukan pascasarjana yang notabene jarang berada di tempat.
Sekedar info, apahabar sempat mencoba konfirmasi ke beberapa pihak. Bertalian dengan SK kepengurusan Asrama Mahasiswa kalsel. Namun, tak direspons. Seperti Seketaris Daerah Pemprov Kalsel, Kepala Bagian hukum, serta Kabag Kesra Pemprov Kalsel.
Begini awal mulanya, kamar mahasiswa di Asrama Kalsel Bandung, Majied MT Tayun dibongkar tanpa sepengetahuan dirinya. Majied menduga, pembongkaran kamar itu akibat adanya konflik kepengurusan asrama. Yakni kepengurusan yang diketuai dirinya dengan pengurus baru yang diisi oleh mahasiswa pascasarjana. Kasus ini pun dilaporkan ke polisi.