Perang Padri

Konflik Perbedaan Adat yang Jadi Awal Perang Padri

Perang Padri Tercatat dalam sejarah Indonesia adalah konflik yang dipicu oleh pertentangan antara kaum Padri dan kaum adat pada masa kolonial.

Featured-Image
Ilustrasi Perang Padri. Foto: Kompas

bakabar.com, JAKARTA Perang Padri tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai konflik yang dipicu oleh pertentangan antara kaum Padri dan kaum adat pada masa kolonial.

Konflik tersebut terjadi pada periode 1825 sampai dengan 1837. Perang itu terkenal tidak hanya berkaitan tentang perselisihan dua budaya, tapi juga melibatkan sejumlah tokoh pahlawan nasional.

Dikutip dari berbagai sumber, sejarah Perang Padri bermula saat terjadi pertentangan antara kaum Padri dan kaum adat sejak awal abad ke-19.

Perselisihan muncul akibat adatnya perbedaan pandangan, dimana kaum Padri menilai bahwa kaum adat telah menyimpang dari ajaran Islam.

Namun, kaum adat bersikukuh untuk memegang teguh pemahaman mereka dan menolak ajaran dari kaum Padri. Hal itu yang kemudian memicu api pertempuran di antara kaum Padri dengan kaum adat.

perang banjar
Ilustrasi perang masa lalu. Foto-Istimewa

Dalam pandangan kaum padri, kaum adat dianggap menjalankan penyimpangan ajaran Islam, salah satunya sabung ayam. Ketika dua kaum tengah berseteru, pihak Belanda datang untuk memanfaatkan situasi tersebut.

Baca Juga: Rempang, Pulau Penuh Sejarah Berabad Lamanya

Salah satu residen Belanda di Minangkabau, James Du Puy memanfaatkan situasi konflik dan berhasil menduduki beberapa wilayah di daerah tersebut.

Belanda bahkan terlibat dengan membantu kaum adat untuk bisa memenangkan perang tersebut.

Akibat Keterlibatan Belanda dalam konflik tersebut, semakin menyulut api kemarahan bangsa Minangkabau terhadap kaum adat

Pada pertempuran berdarah tersebut, sejumlah pahlawan nasional turut terlibat. berikut pahlawan nasional yang terlibat dalam Perang Padri.

Tuanku Imam Bonjol

Dikenal sebagai seorang ulama Minangkabau, Tuanku Imam Bonjol turut memimpin perlawan terhadap kekuasaan kaum adat yang dibantu oleh pihak Belanda.

Dalam perang itu, Tuanku Imam Bonjol mengorganisir perlawanan bersenjata dan memimpin gerilya melawan Belanda. Bahkan, perjuangannya dianggap sebagai simbol perlawanan bangsa Minangkabau terhadap penjajahan.

Baca Juga: Perjalanan Thomas Raffles dalam Catatan Sejarah Kolonial di Nusantara

Tuanku Rao

Tuanku Rao turut berperan sebagai salah satu pemimpin dari kaum Padri. Kepemimpinannya bahkan sangat berpengaruh di daerah Pasaman.

Berkat kepemimpinan Tuanku Rao, kaum Padri berhasil merebuh sejumlah wilayah dari kekuasaan bangsa kolonial. Namun setelah perang berakhir, ia ditangkap dan diasingkan ke Pulau Banda.

Tuanku Pasaman

Tuanku Pasaman juga dikenal sebagai salh satu pemmimpin Padri yang mengorganisir perlawanan pribumi di daerah Pasaman, Sumatra Barat.

Di bawah kepemimpinannya pasukan Padri berhasil mengusir pasukan Belanda dari wilayah tersebut. Namun, Tuanku Pasaman kemudian ditangkap dan juga diasingkan.

Tuanku Tambusai

Tokoh yang berperan penting selanjutnya dalam Perang Padri adalah Tuanku Tambusai. Ia adalah seorang pemimpin Padri yang memiliki basis di daerah Riau.

Ia bersama pasukannya berhasil merebut beberapa wilayah di sekitar Riau dari tangan Belanda.

Tuanku Nan Renceh

Merupakan adik dari Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh turut berperan aktif dalam membantu melawan pasukan Belanda

Ia berhasil membuat strategi griliya dan menyebarkan propaganda perang. Hingga akhirnya Tuanku Nan Renceh turut ditangkan dan diasingkan oleh Belanda.

Editor


Komentar
Banner
Banner