Begitupun dengan riset Most Literated Nation In The World, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara di bidang literasi. Senada, survei Microsoft menyebut bahwa netizen Indonesia adalah pengguna media sosial paling tidak sopan se-Asia Pasifik.
Microsoft menyampaikan hal tersebut berdasarkan “Indeks Keberadaban Digital” atau “Digital Civility Index”. Untuk itu, para netizen Indonesia harus meningkatkan budaya sopan santun dengan menjadi ramah di dunia digital.
“Think Before Posting, Think itu ternyata singkatan teman-teman, ‘T’nya adalah True, True adalah bahasa Indonesianya ‘benar’, apakah postingan yang akan kita posting tuh benar gak sih? Kalau udah jelas kebenarannya boleh, tapi kalau gosip-gosip jangan," ujar Astri.
Kemudian pada huruf H dinyatakan sebagai Helpful, yang artinya setiap publikasi yang diutarakan harus berisikan informasi penting untuk bisa memberi manfaat kepada orang lain.
Pada huruf I diartikan sebagai illegal, Artinya apakah publikasi yang dimuat bertolak belakang dengan dengan nilai norma, hukum, atau adab yang ada di lingkungan sekitar.
Selanjutnya Necessary di dalam huruf N diartikan apakah publikasi yang diutarakan penting untuk masayrakat pahami atau tidak. Jika tidak baiknya tidak perlu dibagikan di dalam forum online.
Terakhir adalah ‘K’ Kindness, kebaikan, apakah postingan yang akan kita posting itu menyebarkan nilai kebaikan? Kalau menyebarkan nilai kebaikan kaya tips and trick, share hobi, atau menghibur komedi itu boleh, tapi kalau tidak, sebaiknya jangan,” ujar Astri.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Muriadi,S,Pd, SH, M.Pd turut menyampaikan sejumlah materi. dalam acara tersebut ia mengungkapkan bahwa guru perlu mengajarkan pendidikan karakter terhadap generasi z dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuannya supaya generasi z dapat memiliki etika yang baik di dunia nyata maupun di dunia digital. Oleh Kren aitu perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Pertama, berbasis kelas dengan mengintegrasikan proses pembelajaran di kelas lewat isi kurikulum dalam mata pembelajaran, kedua, berbasis budaya sekolah dengan memberi ruang pada potensi siswa lewat kegiatan ekstrakurikuler.
Kemudian pada PPK ketiga adalah berbasis masyarakat yakni melibatkan potensi lingkungan sebagai tempat pembelajaran.
“Cara hal yang paling terbaik untuk membangun karakter siswa di sekolah dengan memberikan contoh. Tapi guru yang harus memberikan contoh, seperti menyampaikan pesan moral, memberikan penghargaan dan apresiasi, bersikap jujur dan terbuka dan memberikan inspirasi,” ujarnya.
Pendidikan karakter itu penting diajarkan kepada anak dengan tujuan memberikan pengetahuan moral untuk dapat bersipak dan bertingkah lagi dengan baik di runag publik.
“Pendidikan karakter yang perlu kita pahami adalah pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral, semuanya mesti bermoral, kenapa? Pendidikan moral itu sangat sedikit dipelajari di kurikulum sekarang ini,” kata Muriadi.
Tidak hanya itu, content creator, Muhammad Hafidz Al-Furqan turut tampil menyampaikan bahwa banyak hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan media sosial,
Supaya setiap pelajar dapat menanamkan karakter yang baik yakni dengan memiliki akhlak yang baik, bersikap jujur, beretika dengan patuh terhadap guru dan orang tua, suka menolong teman, toleransi saling menghargai, serta disiplin.
“Karakter yang harus teman-teman garis bawahi, salah satunya adalah peduli lingkungan, bersih dengan lingkungan sekitar, maka bersih pula karakter teman-teman dan akan menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang,” kata Hafidz.
Harapannya dengan adnaya penyelenggaraan kegiatan pembelajaran litarasi digital bagi generasi z, banyak pelajar akan lebih memahami etika dalam berkomunikasi pada ruang publik bagi itu secara offline maupun online
“Semoga dengan pendidikan karakter untuk generasi saat ini, baik itu di offline maupun online di dunia digital, teman-teman semua adik-adik di sini, dapat menjadi generasi luar biasa yang diimpikan oleh bangsa kita saat ini,” pungkasnya.
Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator Sonaria.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.