Skandal Oknum Polri

Kombes Yulius 'Nyabu': Euforia Bahagia Sementara, Efek Buruk Selamanya

Selain menyalahi aturan di negeri ini, penggunaan sabu sejatinya juga merusak diri

Featured-Image
Ilustrasi - Pengungkapan kasus narkoba Polda Metro Jaya. Foto: khalfani.co.id

Sederet Penyakit akibat Sabu

Konsumsi sabu dalam dosis tinggi berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti nyeri dada, detak jantung abnormal, serta hipertensi. Hal ini akan mengarah pada diseksi aorta akut, serangan jantung, atau kematian jantung mendadak bahkan saat pertama kali seseorang menggunakannya.

Kandungan zat berbahaya dalam sabu juga bisa menyebabkan kerusakan gigi dan gusi yang disebut sebagai “meth mouth” atau pembusukan gigi. Penyakit ini mengharuskan si penderita mencabut giginya.

Bahkan, sejumlah studi mengungkapkan bahwa sabu bisa memberikan efek jangka panjang. Salah satunya adalah penyakit parkinson, yaitu kondisi gangguan saraf yang mempengaruhi saraf gerak.

Berkembangnya gejala psikotik pada pengguna metamfetamin sendiri dipengaruhi beberapa faktor, termasuk dosis, lama penggunaan, cara penggunaan (intervena, menghisap, dan oral), dan kerentanan pribadi terhadap psikosis.

Durasi penggunaan yang lama dapat meningkatkan risiko psikotik akibat metamfetamin dalam jangka panjang. Begitu juga dengan frekuensi yang tinggi, di mana berpotensi meningkatkan risiko tersebut.

Selain itu penggunaan sabu-sabu dengan suntikan yang menggunakan jarum suntik bekas atau bergantian juga dapat meningkatkan risiko terserang penyakit menular tertentu seperti HIV dan hepatitis.

Editor


Komentar
Banner
Banner