bakabar.com, JAKARTA – Tujuh warga Afghanistan meninggal saat kekacauan terjadi di dekat bandara Kabul yang merupakan pusat lokasi evakuasi ribuan warga negara asing dan penduduk lokal.
“Belasungkawa kami untuk keluarga tujuh warga sipil Afghanistan yang tewas di keramaian di Kabul,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris seperti diberitakan AFP.
Dia juga menjelaskan kondisi saat ini di sekitar lokasi ‘ekstrem menantang’, namun pihaknya berupaya sekuat mungkin mengatasinya.
Tayangan media Inggris Sky News pada Sabtu mengungkap setidaknya ada tiga mayat yang sudah ditutupi kain putih di luar bandara.
Dalam pernyataan yang lain kementerian pertahanan mengungkap Inggris telah mengevakuasi hampir 4.000 orang dari Afghanistan sejak 13 Agustus.
Sementara itu Reuters memberitakan dari pernyataan NATO bahwa 20 orang telah tewas di sekitar bandara Kabul selama sepekan terakhir saat evakuasi semakin gencar dilakukan.
“Krisis di luar bandara Kabul sangat disayangkan. Fokus kami mengevakuasi semua warga negara asing secepat mungkin,” kata sumber dari NATO.
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tengah berupaya menangani ribuan orang yang ingin keluar dari Afghanistan usai Taliban menguasai negara ini. AS menyatakan tenggat waktu terakhir evakuasi pada 31 Agustus.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengutarakan perhatiannya atas target itu yang ditetapkan Presiden AS Joe Biden.
“Jika jadwal AS tak berubah, kita tidak punya waktu untuk membuat sebagian besar orang menunggu. Mungkin Amerika bisa diizinkan tinggal lebih lama dan mereka akan mendapat dukungan penuh dari kami jika melakukannya,” kata Wallace.