bakabar.com, BANJARBARU – Ugal-ugalan saat berkendara dapat berujung fatal. Terlebih, tak mengindahkan rambu lalu lintas. Tak cuma diri sendiri, keluarga maupun orang lain pun ikut dirugikan.
Ditemui usai Millenial Road Safety Festival (MRSF), perempuan berkulit putih asal Kandangan ini menuturkan pengalamannya pahitnya kepada bakabar.com.
Husna Raida merupakan korban kecelakaan tragis di depan rumah sakit Kandangan. Saat itu dia berboncengan dengan temannya, tanpa menggunakan helm.
Sampai di tempat kejadian, ia langsung berbelok mendadak tanpa memperhatikan lalu lintas di sekitarnya.
"Kejadian itu menjelang ujian akhir nasional 2013 silam. Saat itu saya sudah diperingati oleh guru di sekolah agar tidak main di luar rumah tapi saya tidak hiraukan imbauan guru tersebut," sesal Husna sembari terisak.
Akibat laka itu, kini Husna tak bisa hidup normal. Ke mana-mana wanita 25 tahun tersebut harus menggunakan bantuan kursi roda.
Husna pun menitip pesan kepada masyarakat agar tak mengalami nasib tragis serupa dirinya. "Kepada seluruh kaum Millenial agar tetap berhati-hati dan selalu konsentrasi dalam berkendara."
Patuhi rambu lalu lintas yang berlaku, entah ada atau tidak polisi berjaga.
"Tidak ada orang yang mau mengalami peristiwa seperti kami ini, untuk itu ada atau tidak adanya polisi yang sedang berjaga tetap patuhi rambu lalu lintas yang berlaku. Dan yang wajib diperhatikan, gunakan helm. Itu penting," ucapnya lirih.
Untuk diketahui, akibat kecelakaan itu ,Husna mengalami luka parah di bagian punggung hingga membuat kedua kakinya tidak bisa digerakan.
"Bahkan adik kita Husna ini sempat alami koma hingga dua bulan. Bahkan saat sadar, dia kehilangan ingatannya karena hempasan mobil sejauh 25 meter pada saat laka itu. Beruntung teman-teman dan keluarganya yang tak pernah menyerah untuk kesembuhan Husna," ujar Kanit Laka Polres HSS Aiptu Joko menambahkan.
Sejauh ini, kurangnya meresapnya budaya keselamatan berkendara disinyalir menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas.
Meminjam catatan Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel, laka lantas umumnya menyasar generasi milenial. Sepanjang 2018 lalu, 338 nyawa melayang sia sia di jalan. Adapun 95 di antaranya merupakan anak muda.
"Kelompok milenial menjadi objek terbesar dalam kasus lakalantas," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel Kombes Pol Muji Ediyanto beberapa waktu lalu.
Berdasarkan kelompok usia, untuk 17 - 35 tahun menjadi yang terbanyak dengan 486 kasus. Dari situ, jumlah korban yang meninggal mencapai 338 jiwa. Jika dibandingkan 2017, angka tersebut relatif menurun, atau mencapai 454 jiwa saja.
Dari analisis yang ada, hampir 80 persen disebabkan oleh faktor manusia, dengan indikasi pelanggaran atau tidak mematuhi peraturan lalu lintas. Sementara, sisanya merupakan faktor teknis, alam dan lain sebagainya.
"Bila masyarakat tertib dan disiplin dalam berlalu lintas serta mengutamakan keselamatan, angka kecelakaan pun bisa ditekan, dan akan tercipta kondisi lalu lintas seperti yang kita inginkan bersama," tandas Kombes Pol Muji.
Reporter: Eddy Andriyanto
Editor: Fariz Fadhillah