bakabar.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan terjadi pertumbuhan penyaluran kredit dari sektor perbankan sebesar 10,5 persen. Secara tahunan kredit yang disalurkan mencapai Rp6.311 triliun per Januari 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan penyaluran kredit terbesar yang dilakukan perbankan adalah untuk investasi dan modal kerja.
“Utamanya ditopang oleh kredit investasi dan modal kerja yang masing-masing tumbuh 12,61 persen dan 10,3 persen secara tahunan. ujarnya yang dikutip, Selasa (28/2).
Jika dilihat secara month to month (MoM), nominal kredit perbankan pada Januari 2023 turun 1,7 persen atau Rp112,68 triliun. OJK menyebut penurunan tersebut masuk dalam siklus tahunan yang memang biasa terjadi.
Baca Juga: Bank Milik MNC dan Lippo Merger, OJK: Ekosistem Jadi Kuat
Selain itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan juga terjadi, sebesar 8,03 persen. Secara tahunan, DPK perbankan mencapai Rp 7.954 triliun pada Januari 2023. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh aliran dana untuk Giro.
“Secara month to month, DPK perbankan pada Januari turun 2,45 persen atau turun Rp 199,77 triliun," tambahnya.
OJK melihat likuiditas perbankan saat ini masih dalam posisi aman. Posisi likuiditas masih berada di atas treshold dan terjaga. Sementara itu, Rasio likuiditas memadai, ditunjukkan dari Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) di level 12,64 persen pada Januari 2023.
Sedangkan Non-Core Deposit (AL/NCD) pada Desember 2022 berada di level 137,67 persen. Kemudian untuk Alat Likuid terhadap DPK di level 29,20 persen di Januari 2023 lebih rendah dari Desember 2022 sebesar 31,20 persen.
Baca Juga: Debt Collector, OJK: Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Keuangan
"Selama masih jauh di atas ambang batas masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen," ungkapnya.
Dian menyatakan untuk kualitas kredit perbankan saat ini, masih dalam posisi terkendali untuk awal tahun 2023. Tercatat pada Januari 2023 non performing loan (NPL) gross ada pada level 2,59 persen di Januari 2023.
Pada data sebelumnya nilai NPL pada Desember 2022 berada pada level 2,44 persen di Desember 2022.
Lalu untuk NPL net berada pada posisi 0,76 persen untuk Januari 2023 dan 0,71 persen di Desember 2022. Sedangkan kredit restrukturisasi terus turun dari Rp469,15 triliun di Desember 2022 menjadi Rp435,74 triliun di Januari 2023.
Baca Juga: Dorong Kepercayaan BUMDes, Mendes: Harus Ada Pendampingan OJK
"Nasabah debitur restrukturisasi turun jadi 2,02 juta nasabah dari 2,72 juta nasabah. Sedangkan posisi devisa neto (PDN) di Januari 2023 ada di level 1,51 persen dan Desember 2022 di posisi 1,23 persen," Jelasnya.
Dari sisi permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan, tercatat di level 25,93 persen per Januari 2023. Sedangkan untuk nilai CAR pada Desember 2022, berada pada level 25,63 persen.
Kemudian untuk nilai net interest margin (NIM) perbankan saat ini, OJK mencatat jumlahnya terus mengalami pertumbuhan. Nilai NIM tercatat sebesar 4,89 persen pada Januari 2023, dari yang sebelumnya 4,71 persen di Desember 2022.