News

Ketum Fokal dan IMM Kalsel Resmi Dilantik, Fokus Isu HAM-Agraria

apahabar.com, BANJARMASIN – Ketua Umum Forum Keluarga Alumni (Forkal) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Selatan…

Featured-Image
Forkal dan IMM Kalsel resmi dilantik. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Ketua Umum Forum Keluarga Alumni (Forkal) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Selatan resmi dilantik pada Selasa (1/3) malam.

Baik Forkal maupun IMM Kalsel akan fokus terhadap isu hak asasi manusia (HAM) dan agraria di Indonesia.

Ketua Umum Forkal IMM Kalsel, Abd. Rochim Al Audah mengatakan organisasi ini bertujuan untuk mengumpulkan potensi-potensi alumni.

“Ini bertujuan untuk mengumpulkan potensi alumni Muhammadiyah,” ucap Abd. Rochim Al Audah melalui siaran pers tertulis yang diterima bakabar.com.

Dengan potensi sumber daya manusia yang ada, Forkal IMM Kalsel akan mengawal setiap kebijakan pemerintah.

Mereka berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah yang pro-rakyat.

“Namun apabila sebaliknya, maka kita siap mengadang,” katanya.

Tak hanya di bidang politik, tetapi Forkal IMM Kalsel juga terlibat di bidang ekonomi, sosial dan budaya.

“Kita akan masuk ke semua lini tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPD IMM Kalsel, Laili Masruri melalui Sekretaris Umum, Farida Nur Kusuma menegaskan, pihaknya akan fokus terhadap isu HAM dan agraria.

Sebelumnya, mereka telah menyoroti kasus penembakan seorang aktivis tolak tambang di Sulawesi Tengah.

Di mana, diduga pelakunya adalah oknum aparat.

“Sesuai arahan DPP IMM, kita fokus terhadap isu HAM dan agraria. Salah satunya dugaan kasus penembakan aktivis di Sulteng,” tegas Farida.

Senada dengan itu, Ketua Umum DPP IMM, Abdul Musawir Yahya bilang semua elemen mahasiswa harus dilibatkan dalam mengawal isu HAM dan agraria di Indonesia.

“Itu menjadi titik fokus. IMM harus menjaga integritas sebagai agen of change,” ujarnya.

Selanjutnya, menurut Musawir, IMM harus menggaungkan gerakan ekonomi. Sebab, ketimpangan bisa diselesaikan apabila ekonomi stabil.

“Sehingga seimbang antara ekonomi, intelektual dan kritis,” pungkasnya. (*)



Komentar
Banner
Banner