bakabar.com, JAKARTA - Agus, salah satu korban selamat dari perahu tambang yang tenggelam di Sungai Brantas menjelaskan ikhwal kebocoran perahu. Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada pukul 07.30 WIB saat kapal berangkat dari dermaga tepi Jalan Mastrip, Kebraon, Surabaya menuju arah Jambangan.
Begitu mengetahui adanya kebocoran, Agus segera menginformasikan ke petugas kapal. Sejak awal dia sudah curiga dengan kapal yang ditumpanginya itu.
"Pas berangkat, perahu belum balik arah, posisi perahu sudah peres dengan air, sama dek-nya. Saya bilang ke petugas, wah gak bocor ta iki (tidak bocor kah ini). Petugas bilang, oh iya bocor. Semua panik wes nyelametno awake dewe-dewe (menyelamatkan diri sendiri)," beber Agus, warga Kebraon, Kota Surabaya kepada bakabar.com, Sabtu (25/3).
Tak berlangsung lama, perahu ambles penuh dengan air. Agus pun sempat tenggelam karena tidak bisa berenang.
Baca Juga: Evakuasi Korban Kapal Tenggelam, Kantor SAR Surabaya Kirim Tim Pencari
“Saya waktu itu masih pakai helm. Mau thak copot gak bisa-bisa. Akhirnya tenggelam itu. Beruntung ada sepeda motor, saya pakai untuk naik. Arusnya deras sekali,” paparnya.
Agus bersama dua penumpang perahu lainnya berpegangan tali tambang untuk menyelamatkan diri.
Sementara itu, Kusnan (61), petugas kebersihan yang menjadi saksi mata tenggelamnya kapal tambang membenarkan tragedi tersebut. Ia menyaksikan saat belasan orang panik menyelamatkan diri dari perahu yang tenggelam.
Pagi itu, ia bahkan ikut membantu menyelamatkan penumpang. "Saya waktu itu sedang membersihkan sampah. Namun tiba-tiba ada suara teriakan dari perahu tambang. Celana langsung saya lepas, langsung saya lari," ujar Kusnan.
Baca Juga: Perahu Tambang Tenggelam di Kemlaten, Satu Penumpang Hilang
Aksi spontanitas Kusnan membuahkan hasil. Dari 13 orang penumpang kapal, tiga diantaranya berhasil ia selamatkan. Mereka adalah dua perempuan dan satu laki-laki.
"Saya slulup, dangkal (sungainya). Saya berhasil menyelamatkan 3 orang, tutur Kusnan.
Sebenarnya aksi heroik Kusnan tidak berhenti disitu. Jika tidak terbawa arus yang deras, satu orang korban lainnya berhasil ia selamatkan "Sebenarnya ada empat yang saya selamatkan, tapi satu orang perempuan gak selamat kebawa arus," paparnya.
Baca Juga: Atasi Sampah Laut, SeaCleaners Siap Bantu Indonesia Bikin Kapal Khusus
Aksi nekat Kusnan dilakukan bukan tanpa perhitungan. Ia terpaksa melakukan itu, karena tidak ingin ada penumpang yang menjadi korban dari peristiwa kapal tenggelam. Dengan segala upaya, ia menolong para korban, utamanya karena terdorong oleh rasa kemanusiaan.
"Mendengar ada yang berteriak, saya langsung menyelamatkan penumpang perahu," tandasnya.