Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kereta Cepat Tak Sampai Bandung, KCIC Siapkan Feeder dari Padalarang

PT KCIC telah menyiapkan kereta pengumpan atau feeder bagi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Featured-Image
Kereta Cepat. (Antara)

bakabar.com, JAKARTA - PT KCIC telah menyiapkan kereta pengumpan atau feeder bagi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Feeder tersebut khusus diperuntukkan bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan ke Kota Bandung.

Penumpang harus transit terlebih dahulu di Stasiun Padalarang, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan feeder menuju stasiun Bandung dengan waktu tempuh 18 menit.

"Feeder sudah kami disiapkan keretanya bersama PT KAI yang nanti jadwalnya akan disesuaikan dengan kereta cepat," ujar Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti, saat peninjauan progres Stasiun KCJB Halim, Rabu (14/3).

Nantinya tarif untuk feeder sudah termasuk dalam tiket KCJB, sehingga penumpang tidak perlu membayar lagi.

Baca Juga: Cegah Pencurian Komponen Rel, KCIC Kerja Sama TNI-Polri dan Pasang CCTV

Sementara terkait dengan pembebasan lahan warga dalam pengerjaan proyek KCJB, Emir memastikan hal itu telah selesai. Ia mengeklaim pembayaran ganti rugi ke warga sudah tuntas.

"Pembebasan lahan sudah selesai 100%, pembayaran juga sudah," pungkasnya.

Sebelumnya, proyek pembangunan KCJB telah dimulai sejak 2016. Awalnya, mega proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2018 dan diharapkan beroperasi pada 2019.

Namun kenyataannya, proyek tersebut molor hingga terjadi pembengkakan biaya sebanyak Rp18,02 triliun. Pembengkakan terjadi karena beberapa hal, di antaranya pembebasan lahan, pembelian material, frekuensi dan lain sebagainya.

Baca Juga: Siap Beroperasi Agustus 2023, KCIC Kebut Pembangunan Fasilitas Stasiun

Agar proyek tersebut tidak mangkrak, pemerintah Indonesia menambal sebagian kekurangan menggunakan dana APBN melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BUMN yang terlibat di proyek tersebut.

Sebesar Rp4,3 triliun dari PMN saat ini sudah disuntikkan menambal pembengkakan biaya. Sisanya, dipenuhi melalui utang yang didapat dari pihak China Development Bank (CDB).

Tidak ada pilihan lain, Indonesia harus menambah utang lagi ke China, bahkan dengan permintaan bunga yang jauh dari perkiraan, hingga 3,4 persen per tahun.

Editor
Komentar
Banner
Banner