Mitos Atau Fakta

Kenapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat daripada Berangkat?

Pernahkah Anda merasa perjalanan pulang lebih cepat ketimbang waktu berangkat? Perasaan yang demikian dikarenakan adanya Efek Kappa.

Featured-Image
Perjalanan Pulang yang Tersa Lebih Singkat daripada Pergi (Foto: Yoursay)

bakabar.com, JAKARTA - Pernahkah Anda merasa perjalanan pulang lebih cepat ketimbang waktu berangkat? Padahal, jarak yang ditempuh tetaplah sama, begitu pun dengan kecepatan kendaraan.

Mengutip Instagram @kemdikbud.ri, perasaan yang demikian dikarenakan adanya Efek Kappa. Kondisi ini berkaitan dengan kinerja otak dalam mempersepsikan waktu, utamanya soal jangka waktu sebuah aktivitas.

Di samping itu, otak manusia juga memiliki kemampuan untuk menjaga diri tetap waspada pada hal-hal baru, termasuk tempat yang belum pernah dikunjungi. Otak bakal bertanya-tanya, kapan kiranya diri ini akan sampai. 

Otak lantas menebak-nebak tujuan, sembari menafsirkan setiap bagian perjalanan berangkat. Lantaran menjadi lebih waspada, perjalanan berangkat pun terasa lebih lama.

Bagian dari Kinerja Otak yang Kompleks

Guru Besar Bidang Fisika Teori IPB, Husin Alatas, menjelaskan bahwa persepsi yang demikian merupakan proses kompleks, di mana melibatkan banyak bagian di otak. “Persepsi waktu yang diolah oleh otak terkait dengan aktivitas selama perjalanan,” ujarnya, dilansir dari kompas.com, Senin (24/10).

Baca Juga: Meresapi Gelap dan Sunyi Dunia dari Ketegaran Helen Keller

Sejalan dengan ini, The Washington Post melaporkan bahwa para psikolog menyatakan Efek Kappa berkaitan dengan sikap seseorang dalam memperhatikan waktu itu sendiri. Mereka mengibaratkan teori tersebut bak pepatah, “Panci yang diawasi tidak pernah mendidih" atau, "Waktu berlalu ketika Anda bersenang-senang.

Misalnya, ketika sedang terlambat, seseorang bakal terus memeriksa jam tangan atau ponsel, sehingga waktu terasa berlangsung lama. Namun, saat mereka terdistraksi berbagai hal yang lebih menarik, maka waktu terasa berlalu dengan cepat.

Hal tersebut juga mengarah kepada dalih, bahwasanya menyadari waktu dan situasi sekarang dapat memperlambat persepsi seseorang tentang waktu. Alhasil, pemikiran tersebut membuat waktu terasa lebih lama.

Terasa Lebih Familiar

Alasan lain yang membuat perjalanan pulang lebih cepat ketimbang waktu berangkat, ialah rasa familiar.

Hal ini berarti informasi tentang tempat yang dituju saat pergi sudah dikuasai, sehingga memengaruhi cara kerja otak dalam mempersepsikan waktu tempuh.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi 'Panic Attack'

Sederhananya, pada perjalanan pulang, orang tersebut sudah mengenali berbagai ‘landmark.’

Namun, dugaan yang satu ini masih menuai kontroversi, mengingat peneliti juga menemukan bahwa orang bisa merasakan efek serupa saat berada di wilayah tak dikenal.

Penjelasan terkait hal tersebut tertuang dalam jurnal berjudul The Return Trip Effect: Why the Return Trip Often Seems to Take Less Time. Studi ini menyatakan, saat responden terlampau sering mengambil rute yang sama, maka ada ekspektasi akurat soal berapa lama waktu yang dibutuhkan. 

Sebab itulah, efek perjalanan pulang-pergi tidak dirasakan. Dengan kata lain, perasaan bahwa perjalanan pulang lebih cepat merupakan kombinasi berbagai hal, salah satunya pengalaman subjektif.

Editor


Komentar
Banner
Banner