LIFESTYLE

Kemeriahan Parade Kebaya Goes to UNESCO di Bundaran HI Jakarta

Dukung Gerakan Kebaya Goes to UNESCO, puluhan wanita berkampanye menggunakan kebaya saat hari bebas berkendaraan bermotor atau Car Free Day, Jakarta.

Featured-Image
Parade Kebaya Goes to UNESCO di Bunderan HI, Jakarta, Minggu (6/11). (Foto: dok. antara)

bakabar.com, JAKARTA - Dukung Gerakan Kebaya Goes to UNESCO, puluhan wanita berkampanye menggunakan kebaya saat hari bebas berkendaraan bermotor atau Car Free Day, di kawasan Sarinah hingga Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (6/11).

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai penyelenggara menggelar aksi untuk mendukung kebaya agar bisa diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) ke UNESCO.

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan, kebaya tengah diperjuangkan di tingkat UNESCO sekaligus pihaknya mendukung dengan sepenuh hati bahwa kebaya sebagai identitas kaum perempuan di Tanah Air.

"Kami mendengar ibu Timnas Kebaya sedang berjuang agar kita mendapatkan predikat nominasi tunggal dari UNESCO bahwa kebaya itu adalah bagian dari budaya Indonesia, kita dukung bersama, kita tunjukkan bahwa identitas Indonesia, kebaya adalah identitas kaum perempuan Indonesia," ucap Boy saat memberikan sambutan di HI, Jakarta, Minggu.

Baca Juga: Suntik Mati TV Analog, Cerita Warga Pelosok: Kita Duluan

Boy juga mengungkapkan bahwa saat ini Timnas Kebaya juga tengah memperjuangkan Hari Kebaya Nasional agar ada satu hari khusus dalam setahun memperingati dan melestarikan budaya tersebut.

"Saat ini sedang diproses, kita doakan bersama agar dari 365 hari dalam satu tahun, ada satu hari, Hari Kebaya Nasional dan mudah-mudahan ibu-ibunya bisa libur dan bisa berkebaya dan kita semuanya menyaksikan ibu-ibu berkebaya," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Departeman sosial PSMTI Pusat Megawati Wijaya mendukung pakaian kebaya dapat diakui di dunia dalam naungan UNESCO.

Menurutnya, proses tersebut telah dilakukan mulai dari sosialisasi tingkat keluarga hingga mengadakan lomba pakaian kebaya.

Baca Juga: Sakti! Ular Kobra Beracun Mati setelah Digigit Bocah Ajaib

Lebih jauh ia menerangkan, hal pertama adalah sosialisasikan dulu ke lingkungan keluarga seperti anak karena sebagai generasi penerus, kedua sosialiasi ke semua provinsi yang ada cabang PSMTI dan keluarganya.

"Ketiga koordinasi dengan pemimpin PSMTI untuk mengadakan lomba kebaya bagi muda mudi dan orang tuanya walau sudah manula tetap harus eksis dengan budaya kebaya, dan keempat koordinasi dengan menteri peran wanita untuk kegiatan dan sosialisasi budaya kebaya," tandasnya.

Di sisi lain, Tuti salah satu peserta parade kebaya mengatakan, dirinya tidak hanya melakukan parade kebaya saja, namun terdapat beberapa hiburan lain seperti ondel-ondel dan band yang tampil di Sarinah.

"Acaranya sangat ramai dan bermanfaat untuk melestarikan budaya Indonesia". ungkap perempuan asal condet, Jakarta Timur yang ikut hadir memeriahkan Parade Budaya tersebut.

Editor


Komentar
Banner
Banner