bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) menggelar program inkubasi bertajuk Bootcamp Inkubasi Usaha untuk meningkatkan kapasitas para startup di tujuh kota agar tercipta startup yang inovatif, berkelanjutan, dan menyerap tenaga kerja dari para kalangan wirausaha muda.
“Terkait hal ini, Kemenkop-UKM telah menyusun program Fasilitasi dan Pembinaan Startup. Startup sangat membutuhkan inkubasi untuk meningkatkan survival rate mereka,” kata Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop-UKM Christina Agustin, dalam acara pembukaan Bootcamp Inkubasi Usaha di Yogyakarta melalui keterangan tertulis, Jumat (4/8).
Program tersebut dimaksudkan untuk mendukung peningkatan layanan inkubasi untuk tenant startup. “Dari program ini diharapkan tercipta startup yang inovatif, berkelanjutan, dan menyerap tenaga kerja dari para wirausaha muda,” kata Christina.
Sebagai bagian dari rangkaian implementasi program fasilitasi skala nasional ini. Maka pada tahun 2022 Kemenkop-UKM melaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Startup di 7 tujuh wilayah mencakup Yogyakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Padang, Bandung, dan Semarang, dengan target output 100 startup baru.
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Startup perdana diselenggarakan di wilayah Provinsi DIY. Dalam hal ini Kemenkop-UKM bekerja sama dengan lembaga Inkubator Bisnis dan Teknologi IBISMA Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) untuk memberikan peningkatan kapasitas melalui program ‘Bootcamp Inkubasi Usaha’ kepada para startup.
Bootcamp Inkubasi Usaha IBISMA UII ini diselenggarakan secara intensif selama 3 hari (fullday) dari Kamis, 4 Agustus 2022 hingga Sabtu, 6 Agustus 2022 di Hotel Crystal Lotus, Yogyakarta.
IBISMA UII juga merupakan salah satu startup ecosystem builder di Yogyakarta yang telah bersinergi dengan Dinas Koperasi UKM DIY dalam beberapa tahun terakhir melalui berbagai program inkubasi INBIS UMKM Naik Kelas dan juga FoodBiz Innovation.
“Sehingga, diharapkan dapat tercipta kolaborasi yang harmonis dalam pengembangan kewirausahaan regional maupun nasional,” ucap Christina.
Bootcamp Inkubasi Usaha yang diikuti para wirausaha pemula dan startup/bisnis potensial ini bertujuan agar setiap startup mampu menguji produk yang akan diterima oleh pasar (Product Market Fit) yang sudah dikembangkan sebelumnya.
Selain itu juga untuk memastikan startup/bisnis tersebut memiliki fundamental keuangan yang baik serta aspek legal dan kekayaan intelektual yang kuat, membangun sebuah strategi untuk meluncurkan produk, serta mampu mengembangkan produk tersebut agar siap untuk dipasarkan ke publik dalam skala nasional maupun Internasional.
Sementara itu, Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII Arif Wismadi mengatakan bahwa untuk sasaran dari kegiatan ini adalah startup yang memiliki keunggulan inovasi, kreativitas, teknologi, dan proyeksi usaha yang terukur diutamakan pada usaha berbasis teknologi, berwawasan lingkungan, berorientasi ekspor atau substitusi impor, dan atau industri kreatif.
Menurut Arif, program pembinaan kewirausahaan UII merupakan ikhtiar untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di tingkat universitas dan juga Indonesia. Kontribusi yang telah dicapai adalah peningkatan rasio alumni UII yang berwirausaha dari 4,74 persen di tahun 2017, menjadi 14 persen di 2021.
Hal tersebut dicapai melalui pengembangan kapasitas kelembagaan dan layanan inkubatornya dengan dukungan Program Erasmus+GITA dan Erasmus+Angel dari European Union.
Kepala Inkubator Bisnis IBISMA UII Amarria Dila Sari menambahkan, Bootcamp ini menghadirkan narasumber ahli dan praktisi di berbagai bidang. Dimulai dari business mindset, startup 101, pengujian dan validasi produk, evaluasi kinerja keuangan, legalitas usaha, standardisasi dan Kekayaan Intelektual serta persiapan dan fasilitasi ekspor (bagi startup non-digital).