bakabar.com, JAKARTA - Kematian sekeluarga di Kalideres pada Kamis (10/11) masih terselubung misteri. Tak sedikit warganet mengaitkan kejanggalannya dengan sekte tertentu. Yang teranyar, ada dugaan bila mereka adalah penganut ajaran Shantara.
Ajaran Shantara merupakan sebuah kepercayaan kuno yang berasal dari India. Dalam praktiknya, agama yang dianut oleh kaum Jainisme ini memiliki ritual tak biasa yakni berpuasa hingga mati.
Bahkan, ajaran ini menempatkan puasa menahan lapar dan dahaga sebagai bagian dari pemurnian diri atas segala dosa yang pernah dilakukan sepanjang kehidupan.
Atau dengan kata lain, seseorang yang melaksanakan ritual ini akan menjemput ajal dalam keadaan bersih dari karma dunia.
Praktik Ekstrem Ajaran Shantara
Melansir oddytcentral, setiap tahunnya ada ratusan Jainisme di India mengambil sumpah berat untuk melakukan ritual ekstrem ini. Menariknya, lebih dari 60 persen dari peserta adalah perempuan. Kaum perempuan diyakini lebih berkemauan keras daripada laki-laki.
Dalam Jainisme, ritual ini lebih banyak dilakukan oleh orang yang sakit keras, tetapi orang sehat juga dibolehkan untuk berpartisipasi. Ketika peserta merasa bahwa dia telah memasuki tahap akhir dari hidupnya, ia dapat meminta izin dari teman-teman, keluarga dan guru untuk melakukan Santhara.
Moksa setelah Berpuasa
Bila dalam beberapa agama mengajarkan ibadah berpuasa sebagai tuntunan menahan hawa nafsu dengan menunda makan hingga waktu berbuka, maka berbeda dalam ajaran Shantara yang justru kondisi tubuh tanopa asupan apapun hingga ajal tiba.
Dogma ini disandarkan pada keyakinan bila berpuasa secara ektrem itu adalah bagian dari siklus menuju reinkarnasi, atau moksa.
Jainisme dalam Penaklukkan Syahwati
Ajaran Shantara identik dengan penganut Jain yang dalam terminologi Tamil berarti Jaindharma atau Samanam. Agama ini hanya terbatas dalam lingkup India kendati lahir lebih dulu dari Budha dan Hindu.
Menurut Karen Armstrong seorang penulis yang concern pada isu agama, Jainisme memang sering dianggap ateistik. Ajaran ini tidak memiliki konsep seperti Tuhan versi Barat modern yang menganut kosmos.
Penganut Jain cenderung percaya bahwa siapa pun yang mengikuti tuntunannya secara otomatis akan menyucikan kemanusiaannya dan menjadi “pahlawan agung”
Umat Jainisme menumbuhkan kesadaran tentang kesucian segala sesuatu lewat ritual yang diyakini menjadi jalan menuju pemurinian.
Ritual Ibadah atau Bunuh Diri?
Hingga saat ini, satu-satunya orang yang berhasil menjalani Santhara hingga rekor 87 hari yaitu biksu berusia 60 tahun bernama Sadhvi Charan pada tahun 2009.
Informasi ini diterbitkan di koran lokal dan dianggap peristiwa penting bagi paraJain. Praktek Santhara diikuti oleh puluhan ribu orang di seluruh dunia, sekitar 20 ribu orang mengikuti proses kematian Sadhvi Charan.
Karena dirasa terlalu ekstrem, ritual ini pun kerap disamakan dengan bunuh diri. Namun, para Jain menolak pernyataan yang menyamakan ritual Santhara dengan praktik bunuh diri.
Tetapi para Jain berpendapat bahwa mereka memiliki hak dalam kebebasan beragama. Mereka pun bersikeras bahwa praktik ini normal dan harus diperlakukan dengan hormat.
Lalu, bagaimana dengan kematian keluarga yang diduga akibat kelaparan di Kalideres?