bakabar.com, SURABAYA - Meski mampu meraih poin perdana di Piala Dunia U-17, fisik Timnas Indonesia U-17 mendapat sorotan ketika meladeni Ekuador, Jumat (10/11) malam.
Indonesia U-17 mencetak gol lebih dulu di menit 22 melalui Arkhan Kaka. Namun Ekuador U-17 merespons dengan cepat dan menyamakan kedudukan di menit 28.
Selanjutnya permainan Indonesia U-17 tidak banyak berkembang. Di antaranya disebabkan fisik pemain yang terlalu cepat habis.
Akibatnya di babak kedua, pelatih Bima Sakti berturut-turut mengganti empat pemain sejak menit 65 hingga 73.
Jehan Pahlevi digantikan Nabil Asyura, lalu Figo Dennis diganti Hanif Ramadhan. Sementara Ji Da Bin digantikan Achmad Zidan berbarengan dengan Kafiatur Rizky yang digantikan Tonci Shouter.
Pergantian tersebut tidak mengubah taktik permainan. Faktanya hingga pertandingan berakhir, Indonesia U-17 hanya melepas 5 shot on target.
Indonesia U-17 juga banyak melakukan salah passing. Dari 230 passing, hanya 163 yang akurat. Sebaliknya Ekuador melepaskan 418 passing dengan 342 passing akurat.
Baca Juga: Serba Pertama di Matchday Pembuka Piala Dunia U-17 2023
Baca Juga: Sempat Unggul, Indonesia Ditahan Ekuador 1-1 di Piala Dunia U-17
Tak lama setelah pertandingan, warganet pun menyoroti kondisi fisik Timnas Indonesia U-17. Mereka mencurahkan isi hati melalui unggahan akun resmi Timnas Indonesia di Twitter.
"Fisiknya min, baru laga pertama udah pada sempoyongan kayak gitu," tulis akun @eaajae.
"So far so good min, tapi kayak yang dulu-dulu tiap menit 65 keatas udah kelihatan pada capek," tambah @sansOnlski.
"Main cuma satu babak, selebihnya berharap ama kiper dan tiang gawang. Beruntung sekali bisa dapat 1 poin," tukas akun @bakwan_.
Sorotan warganet tersebut diakui kapten Muhammad Iqbal Gwijangge. Pemain Barito Putera ini menyebut faktor cuaca dan intensitas permainan tinggi menjadi alasan.
"Oleh karena intensitas tinggi dan suara penonton, kami harus teriak-teriak juga. Berbicara dari jarak 5 meter tidak kedengaran," ungkap Iqbal seperti dilansir CNN.
"Ekuador juga bukan lawan ringan. Mereka mengandalkan long pass dari tengah atau center back ke sayap, lalu bermain cepat," sambungnya.
Indonesia U-17 selanjutnya akan melawan Panama di stadion yang sama, Senin (13/11). Dipastikan jeda dua hari berarti penting untuk recovery.
"Semoga bisa lebih baik lagi, setelah kami mengevaluasi pertandingan melawan Ekuador, lalu menganalisis cara melawan Panama," tukas Iqbal.
"Tentu semua pemain harus siap lagi dan memanfaatkan jeda dua hari untuk belajar dan meningkatkan mental," pungkasnya.