News

Kapal Tanker Pertamina Dicegat Aktivis Greenpeace, Pemerintah Belum Ambil Sikap

apahabar.com, JAKARTA – Aktivis Greenpeace sempat menghadang Kapal Tanker milik PT Pertamina International Shipping (PIS) di…

Featured-Image
Aktivis Greenpeace saat menghadang kapal berlogo Pertamina. Foto-Ist

bakabar.com, JAKARTA – Aktivis Greenpeace sempat menghadang Kapal Tanker milik PT Pertamina International Shipping (PIS) di Lepas Pantai Denmark, Kamis (31/3).

Kapal tanker yang yang dicegat oleh Greenpeace itu merupakan kapal minyak tujuan China bukan ke Indonesia ataupun pesasanan dari PT Pertamina (Persero).

Mengutip Reuters dari berbagai sumber industri perkapalan dan trader, dikatakan bahwa minyak tersebut dikabarkan merupakan pesanan dari perusahaan trader Trafigura.

Namun sayangnya Trafigura menolak untuk berkomentar mengenai hal ini. Perusahaan itu hanya mengatakan turut mengecam serangan Rusia ke Ukraina. Trafigura juga menyebut, pihaknya tidak melakukan transaksi bisnis baru atas minyak dan gas dari Rusia, namun tetap melanjutkan pengiriman minyak yang telah terkontrak dan disetujui sebelum perang Rusia-Ukraina terjadi 24 Februari 2022 lalu.

Merespons pencegatan kapal tanker milik Pertamina itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto angkat bicara, ia bilang belum ada posisi resmi dari pemerintah.

“Belum ada posisi resmi dari pemerintah, jadi kita menunggu dan kita memonitor,” ungkap Airlangga pada Selasa (5/4/2022).

Perlu diketahui, ada dua kapal tanker minyak yang sempat dicegat aktivis Greenpeace pada pekan lalu, yakni Seaoath dan Pertamina Prime. Keduanya dihadang karena hendak melakukan transfer minyak sebesar 100 ribu ton minyak dari Rusia.

Seaoath merupakan tanker yang telah tiba dari Rusia membawa 100 ribu ton minyak mentah Ural dan berusaha untuk mentransfer minyak ke kapal tanker Pertamina Prime yang lebih besar, menurut data pelacakan kapal Greenpeace dan Refinitiv.

Adapun Pertamina Prime, yang mengumpulkan minyak mentah dari beberapa kapal tanker, akan berlayar dari Denmark ke China setelah transfer minyak selesai, menurut salah satu pialang kapal.

Dengan demikian, Pertamina Prime berlayar langsung dari Denmark ke China, bukan dari Rusia dan mengumpulkan minyak dari beberapa tanker.



Komentar
Banner
Banner