tanaman hias

Kantung Semar atau Nepenthes, Tumbuhan Karnivora Asli Indonesia

Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya tanaman hias Nepenthes, tanaman karnivora asli tanah Nusantara.

Featured-Image
Kantung Semar (Nepenthes) Tanaman Hias Karnivora Asli Indonesia dalam Talkshow di Floriculture Indonesia International Expo (FLOII) 2023, di ICE BSD Jumat (29/9). Foto: apahabar/FIkma

bakabar.com, JAKARTA - Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya tanaman hias Nepenthes, tanaman karnivora asli tanah nusantara.

Nepenthes atau dalam bahasa Indonesia Kantong semar, masuk dalam famili monotipik Nepenthaceae.

Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan hutan tropis, meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, dan lainnya. Habitatnya paling banyak ditemukan di Kalimantan dan Sumatera.

Tanaman ini memiliki ciri khas daun dengan sulur yang ujungnya membentuk kantong menyerupai labu dengan ukuran membesar. Memiliki corak dan variasi motif yang beragam untuk menarik mangsa.

Secara spesifik Kantong Semar memakan serangga sesuai dengan mulutnya. Namun beberapa di antaranya hanya makan serangga tertentu.

"Nepenthes Albomarginata hanya mengonsumsi sayap. Dan memiliki lapisan bibir menyerupai kayu, yang disukai oleh rayap," kata Hadhiyyah, tim dari Kebun Raya Purwodadi, pada Floriculture Indonesia International Expo (FLOII) 2023, Jumat (29/9).

Asal-usul Tanaman Kantong Semar

Ilustrasi Foto Tanaman Hias Kantung Semar atau Nepenthes. Foto: Gardener's Path
Ilustrasi Foto Tanaman Hias Kantung Semar atau Nepenthes. Foto: Gardener's Path

Menyinggung sedikit mengenai sejarah dari tanaman karnivora ini, Yudhistira menerangkan bahwa hal ini masih menjadi teka-teki yang masih ia cari dan pelajari.

Ia menjelaskan bahwa nenek moyang dari kantung semar memiliki habitat di udara yang lembab, sehingga menumbuhkan banyak jamur. Membuat mereka bersaing untuk hidup berdampingan dengan jamur tersebut.

"Nepenthes itu nenek moyangnya memiliki zat tertentu yang disebut zat Chitosan, berperan sebagai anti chitin atau anti jamur," tutur Yushistira.

Untuk bertahan hidup, tanaman ini membentuk zat tersebut dan memanfaatkannya untuk bahan makanannya. Sehingga perlahan mereka membentuk sebuah perangkap di tubuhnya yang mengantung zat chitosan tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa evolusi tanaman karnivora memiliki dua faktor, yang pertama ketika tanaman tersebut sudah memiliki kantong dengan zat chitilin untuk memenangkan kompetisi. 

Kedua faktor tanaman tersebut tinggal dilingkungan yang minim nutrisi. Sehingga membuat tanaman tersebut berevolusi dan memanfaatkanya sebagai penarik makanannya.

"Kurang lebih seperti itu sih penjelasannya," tutup Yudhistira.

Editor


Komentar
Banner
Banner