Bisa Sebabkan Anxiety dan Depresi
Azri mengatakan quarter life crisis dapat berubah menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih berat, seperti anxiety, apabila tidak ditangani dengan tepat. Malahan, kalau seseorang menilai dirinya sendiri tak memiliki kemampuan, bisa menyebabkan depresi.
Bila sudah berada di tahap anxiety, lanjut Azri, orang tersebut akan mengalami ketegangan motorik, seperti merasa tidak nyaman, gelisah, detak jantung meningkat. Anxiety juga bisa ditandai dengan kewaspadaan yang meningkat dan konsentrasi menurun.
Sedangkan, depresi umumnya ditandai dengan tiga gejala utama. Yaitu, murung atau sedih berlebihan, hilang minat, dan mudah lelah.
"Gejala ini menetap, setiap hari ada, bangun tidur sudah merasa lelah, merasa sedih terus bahkan menangis, lalu tidak minat untuk makan, belanja, beraktivitas dan jika gelaja ini menetap sampai 2 minggu bisa dikatakan sebagai depresi," ungkap Azri.
Tips Menghadapi Quarter Life Crisis
Untuk mencegah quarter life crisis berubah menjadi gangguan mental, ada beberapa hal yang bisa diterapkan. Salah satunya, fokus pada perkembangan diri dan tidak membandingkan dengan kehidupan orang lain.
Melansir Huffington Post, saat mengalami quarter life crisis, melihat pencapaian orang lain bisa terasa sangat menyedihkan dan membuat frustasi. Sebab, tanpa sadar, Anda membandingkan kehidupan teman yang nampak bahagia, dengan kehidupan sendiri.
Alih-alih fokus pada pencapaian orang lain, mulailah fokus pada diri sendiri. Kejar hal-hal yang ingin dicapai, tanpa perlu berlomba-lomba membagikan momen bahagia di media sosial.
Demikianlah pembahasan mengenai quarter life crisis, fase kehidupan yang mungkin dialami orang-orang yang berusia antara 18 sampai 30 tahun, utamanya di usia 20-an. Kalau Anda sedang mengalami fase ini, tetaplah semangat dan fokus pada diri sendiri. (Nurisma)