bakabar.com, JAKARTA - Anggota boy band BTS, Jeon Jungkook, berulang tahun ke-25 tepat di hari ini, Kamis (1/9/2022). Pertambahan usia member termuda itu dirayakan dengan beragam cara, sebagai bukti cinta dan dukungan ARMY - sebutan fans BTS - kepada sang idola.
Memang tak bisa dipungkiri, ulang tahun member BTS menjadi momen spesial bagi ARMY, mengingat perjalanan mereka untuk sampai di titik ini tidaklah mudah. Sembilan tahun lalu, Jungkook hanya seorang rookie berbakat dengan mimpi besar.
Namun, berkat segala upaya yang dia kerahkan, Jungkook pun berhasil menjadi superstar di usia belia. Idol berjuluk The Golden Maknae itu, kini, menjadi salah satu sumber kebahagiaan bagi jutaan penggemar.
Jungkook Bakal Mengalami Quarter Life Crisis?
Di sisi lain, Jungkook yang telah memasuki usia 25 tahun, tak menutup kemungkinan bakal mengalami rasa cemas dan gelisah terhadap banyak aspek dalam kehidupan. Perasaan itu dikenal dengan istilah quarter life crisis.
Psikolog Klinis Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Azri Agustin, mengatakan quarter life crisis adalah hal lumrah dalam kehidupan. Ini merupakan masa transisi dari fase remaja ke fase dewasa, yang umumnya dialami orang-orang berusia antara 18 sampai 30 tahun.
"Pada masa transisi ini ada tugas perkembangan, misalnya mulai mandiri, mengembangkan karier seperti dimulai dengan memilih pendidikan, menyelesaikan, dan memilih karier untuk ditekuni. Selain itu, juga ada tuntutan dari lingkungan untuk mulai menemukan pasangan, membentuk keluarga, dan diharapkan bisa mapan secara finansial," ujarnya, dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (1/9).
Lebih lanjut, Azri menjelaskan ada sejumlah ciri yang menandakan bahwa seseorang tengah mengalami quarter life crisis. Salah satunya, akan mulai meragukan kemampuan diri sendiri, bahkan sering bertanya-tanya, "Apakah aku bisa? Jangan-jangan aku gagal."
Selain itu, sambung Azri, seseorang yang sedang berada di fase quarter life crisis biasanya tak termotivasi dan mulai mengkhawatirkan masa depan. Serta, mulai kecewa dengan pencapaian yang sudah didapat, sampai mempertanyakan tujuan hidup, "Untuk apa aku hidup? Untuk apa aku dihadirkan di dunia ini?"
Bisa Sebabkan Anxiety dan Depresi
Azri mengatakan quarter life crisis dapat berubah menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih berat, seperti anxiety, apabila tidak ditangani dengan tepat. Malahan, kalau seseorang menilai dirinya sendiri tak memiliki kemampuan, bisa menyebabkan depresi.
Bila sudah berada di tahap anxiety, lanjut Azri, orang tersebut akan mengalami ketegangan motorik, seperti merasa tidak nyaman, gelisah, detak jantung meningkat. Anxiety juga bisa ditandai dengan kewaspadaan yang meningkat dan konsentrasi menurun.
Sedangkan, depresi umumnya ditandai dengan tiga gejala utama. Yaitu, murung atau sedih berlebihan, hilang minat, dan mudah lelah.
"Gejala ini menetap, setiap hari ada, bangun tidur sudah merasa lelah, merasa sedih terus bahkan menangis, lalu tidak minat untuk makan, belanja, beraktivitas dan jika gelaja ini menetap sampai 2 minggu bisa dikatakan sebagai depresi," ungkap Azri.
Tips Menghadapi Quarter Life Crisis
Untuk mencegah quarter life crisis berubah menjadi gangguan mental, ada beberapa hal yang bisa diterapkan. Salah satunya, fokus pada perkembangan diri dan tidak membandingkan dengan kehidupan orang lain.
Melansir Huffington Post, saat mengalami quarter life crisis, melihat pencapaian orang lain bisa terasa sangat menyedihkan dan membuat frustasi. Sebab, tanpa sadar, Anda membandingkan kehidupan teman yang nampak bahagia, dengan kehidupan sendiri.
Alih-alih fokus pada pencapaian orang lain, mulailah fokus pada diri sendiri. Kejar hal-hal yang ingin dicapai, tanpa perlu berlomba-lomba membagikan momen bahagia di media sosial.
Demikianlah pembahasan mengenai quarter life crisis, fase kehidupan yang mungkin dialami orang-orang yang berusia antara 18 sampai 30 tahun, utamanya di usia 20-an. Kalau Anda sedang mengalami fase ini, tetaplah semangat dan fokus pada diri sendiri. (Nurisma)