bakabar.com, JAKARTA – Ketua Majelis Etik Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar Munas KAHMI tidak berlangsung baik dan tidak diwarnai dengan adegan kursi melayang sebagaimana yang pernah terjadi pada Kongres HMI.
Hal itu disampaikan JK saat memberikan sambutan pada acara gala dinner Munas KAHMI ke 11 di Ballroom Best Western Hotel, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 24 November 2022, malam.
"Beri contohlah kepada adek-adek kita di HMI. Jangan diajari hal-hal yang kurang baik. Kayak tidak jadi pemilihan pemimpin jika tidak ada kursi melayang. Jangan seperti itu, Kita harus tetap menjaga gaya HMI dan KAHMI, yaitu adanya sifat kebersamaan," imbau JK dalam sambutannya.
Baca Juga: Mahfud MD di Munas KAHMI: Berpolitik Tak Boleh Fitnah dan Hina Lawan
JK juga menekankan agar Munas KAHMI yang rencananya akan berlangsung hingga 28 November ini idak hanya menjadi momentum mengganti kepemimpinan semata. JK mendorong agar Munas KAHMI melahirkan pemimpin dengan tiga faktor, yakni kecendekiawanan, pengabdian dan inovasinya.
Tentang Munas, selayaknya bukan hanya memutuskan siapa pimpinan yang baru. Tapi juga jadi bahan evaluasi bagi kita. Sudah sampai di mana? Yang paling berat apakah kita pencipta atau inovator? Karena tanpa itu (inovasi), kita tidak akan maju," kata JK dihadapan undangan peserta Munas KAHMI.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sampaikan Kriteria Presidium KAHMI
Lebih lanjut menurut JK saat ini KAHMI sudah mengalami banyak kemajuan. Hal itu bisa diliat dari 4 jabatan Menko di pemerintahan Jokowi 2 orang berasal dari KAHMI yaitu Mahfud MD (Menkopolhukam) dan Muhadjir Effendy (Menko PMK).
“Kita sudah banyak kemajuan dari 4 menko ada 2 Kahmi. 50 persen artinya Menko itu, pak Mahfud dan pak Muhajir, bahkan ada yang mengatakan Airlangga juga bisa masuk HMI jadi bisa 3 sebenarnya tapi saya belum pernah lihat suratnya,” ungkap JK.
KAHMI adalah sebuah organisasi yang menghimpun para alumni atau aktifis HMI seluruh Indonesia, bergerak di bidang sosial dan secara keorganisasian tidak terlibat secara langsung dalam politik praktis atau tidak menjadi underbow kekuatan politik tertentu. Para anggotanya tersebar dalam berbagai profesi dan aktivitas yang beragam seperti politisi, birokrasi, akademisi, pengusaha dan professional
.