Pemkab Barito Kuala

Jelang Lomba Inovasi Daerah 2024, Sekdakab Batola Beri Banyak Catatan

Menginjak tahun keempat, kualitas Lomba Inovasi Daerah 2024 di Barito Kuala (Batola) diharapkan lebih baik dibanding edisi sebelumnya.

Featured-Image
Bappelitbang Batola menggelar sosialisasi yang mengawali rangkaian Lomba Inovasi Daerah 2024, Rabu (8/5). Foto: bakabar.com/Bastian

bakabar.com, MARABAHAN - Menginjak tahun keempat, kualitas Lomba Inovasi Daerah 2024 di Barito Kuala (Batola) diharapkan lebih baik dibanding edisi sebelumnya.

Rangkaian Lomba Inovasi Daerah 2024 diawali sosialisasi panduan yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Batola di Aula Mufakat, Rabu (8/5).

Selain dari Bappelitbang Batola, sosialisasi juga menghadirkan narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kalimantan Selatan.

Sama seperti edisi sebelumnya, Lomba Inovasi Daerah 2024 di Batola mengetengahkan tiga kategori. Selain wajib diikuti seluruh SKPD, juga diperlombakan kategori masyarakat umum dan pelajar.

Oleh karena sudah menginjak penyelenggaraan keempat, ekspektasi terhadap kualitas inovasi juga meningkat. Tidak sekadar dibikin, juga harus bermanfaat.

Terlebih posisi Pemkab Batola dalam Innovative Government Award (IGA) yang menjadi indikator inovasi di daerah, masih kurang menggembirakan.

Bahkan di antara kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, Batola berada di peringkat kelima dari bawah. Sementara di level nasional, Batola menempati peringkat 333 dari 544 kabupaten/kota.

"Seperti tahun lalu, saya selalu menekankan ungkapan innovate or die yang artinya ketidakmampuan berinovasi sama saja dengan mati," tegas Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Zulkipli Yadi Noor di hadapan peserta sosialisasi.

"Inovasi menjadi kunci dan setiap persoalan harus diselesaikan dengan inovasi. Dalam konteks pelayanan atau pekerjaan, inovasi bisa memperkuat, mempercepat dan mempermurah," imbuhnya.

Meski demikian, Zulkipli juga mengingatkan bahwa inovasi tidak harus diwujudkan melalui aplikasi digital.

"Oleh karena inovasi dianggap harus berbentuk aplikasi, akhirnya ini menjadi tren yang dilakukan peserta pendidikan dan latihan kepemimpinan (diklatpim)," tukas Zulkipli.

Baca Juga: Peserta Lomba Inovasi Daerah 2023 di Batola Meningkat, Sekdakab Beri Catatan Khusus

Baca Juga: Lomba Inovasi Daerah 2023 di Batola, DPMD Pertahankan Gelar Jawara Kategori SKPD

"Makanya Menteri Keuangan pernah komplain lantaran terlalu banyak aplikasi di Indonesia dan tak jarang tumpang tindih. Padahal banyak inovasi yang berangkat dari hal-hal sederhana," imbuhnya.

Zulkipli lantas mengambil contoh inovasi yang dilakukan Hatni. Warga Desa Danda Jaya ini menjadi juara kategori umum Lomba Inovasi Daerah 2023, ketika membuat karet pelindung roda traktor dari ban bekas.

Dengan inovasi tersebut, ban traktor tidak rusak ketika melintas di jalan aspal. Pun aspal tidak tergerus karena dilintasi traktor.

"Makanya kami mendorong semua SKPD di Batola membuat inovasi yang sebenarnya bertujuan mempermudah pekerjaan sehari-hari dan memecahkan persoalan," tegas Zulkipli.

"Perlu dipahami bahwa inovasi juga meningkatkan peradaban. Tak mengherankan kalau negara maju berani mengeluarkan biaya besar untuk penelitian dan pengembangan," sambungnya.

Sesuai run down lomba, peserta harus menyerahkan proposal sejak 8 Mei hingga 3 Juni 2024. Sedangkan seleksi dan verifikasi oleh tim juri berlangsung sejak 4 hingga 14 Juni 2024.

Penilaian berikutnya diambil dari paparan dan wawancara. Khusus peserta kategori instansi pemerintah, sesi ini dijadwalkan 19 Juni 2024. Sedangkan untuk masyarakat umum dan pelajar, digelar 20 Juni 2024.

"Sesuai SK Bupati Batola tentang 1 SKPD 1 Inovasi, semua SKPD diwajibkan mengikuti lomba," beber Lasiman, Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappelitbang Batola.

"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, semua inovasi yang mengikuti Lomba Inovasi Daerah 2024 akan didokumentasikan di Sistem Informasi Inovasi Daerah Barito Kuala (Sinovora Bakula)," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner