bakabar.com, PENAJAM – Ditunjuk sebagai ibu kota, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU) siap meningkatkan kapasitas pangan mereka.
Di Kaltim, Presiden Joko Widodo resmi memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke sebagian wilayah PPU, dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Kami terus upayakan peningkatan produksi pangan, khususnya beras melalui program perluasan areal tanam, serta ekstensifikasi dan diversifikasi,” kata Kepala Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie, Sabtu (05/10) dikutip dari Antara.
Untuk menyiasati hal tersebut, dirinya juga meminta percepatan pembangunan bendungan gerak Sungai Talake di Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser. Bendungan ini bisa menjadi sumber irigasi lahan persawahan.
Bendung gerak Sungai Talake itu diprediksi mampu mengairi 14.000 hektare sawah di wilayah Paser dan 8.000 hektare di wilayah PPU.
Dari 22 hektare lahan persawahan di wilayah PPU dan Paser tersebut dapat memproduksi sekitar 246.000 ton beras per tahun dengan indeks penanaman tiga kali dalam satu tahun.
Namun dengan prediksi jumlah penduduk saat pemindahan ibu kota negara pada 2024 lebih kurang 5 juta jiwa menurut Surito Widarie, dibutuhkan sekitar 450.000 ton beras per tahun.
Sehingga dengan produksi beras lokal sekitar 246.000 ton per tahun tersebut lanjut Surito Widarie, masih kekurangan sekisar 204.000 ton untuk memenuhi kebutuhan cadangan pangan di ibu kota negara.
Sejauh ini, Pemkab PPU sudah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian membahas mengenai kebutuhan cadangan pangan di ibu kota baru itu.
Baca Juga: HUT TNI, Kapolres Samarinda Kejutkan Korem
Baca Juga: Kaltim Datangkan Ribuan Sapi Lagi dari Australia
Baca Juga: Kampanye Cegah Stunting di Penajam Melalui Festival Seafood
Baca Juga: Imbauan Pemprov Kaltim soal Akun Palsu Gubernur Isran
Editor: Fariz Fadhillah