bakabar.com, JAKARTA - Pengamat militer dari ISESS, Khairul Fahmi menuding kebutuhan ekonomi mestinya tak menjadi motif dalam kasus pembunuhan Imam Masykur yang dilakukan sejumlah prajurit TNI.
Terlebih tudingan awal bahwa ketiga pelaku pembunuhan merampas nyawa Masykur lantaran aksi pemerasan.
Menurutnya prajurit TNI mengantongi gaji yang cukup dan tak perlu melakukan manuver di luar kedinasan.
"Tetapi (warga Indonesia) juga tidak semerta-merta punya pikiran untuk berbuat jahat, untuk perbuatan-perbuatan tercela, ternyata kan tidak," ujar Khairul kepada bakabar.com, Rabu (30/8).
Baca Juga: Bunuh Imam Masykur, ISESS Pertanyakan Rekrutmen Anggota Paspampres
Menurutnya integritas moral dan profesionalisme mestinya dilekatkan dalam menjalani tugas baik di dalam maupun di luar kedinasan prajurit TNI. Apalagi jika didapuk menjadi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Maka isu kesejahteraan yang dihembuskan dalam kasus pembunuhan Imam Masykur menjadi sumir.
Sebab para prajurit TNI dinilai telah dicukupi negara untuk mendapatkan gaji.
Baca Juga: DPR Minta Anggota Paspampres Pembunuh Masykur Dihukum Berat
"Nah jadi saya tidak sepakat kalau ini dikaitkan dengan kesejahteraan, ini saya kira mungkin akses ketidakmampuan atau kegagalan membedakan mana kebutuhan hidup mana keinginan," pungkasnya.